Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Daftar Mural yang Dihapus: Jokowi Not Found hingga Wabah Sesungguhnya Kelaparan
27 Agustus 2021 7:06 WIB
·
waktu baca 7 menitADVERTISEMENT
Belakangan ramai fenomena mengkritisi pemerintah melalui mural. Namun belakangan, mural-mural itu justru dihapus oleh petugas.
ADVERTISEMENT
Penghapusan mural terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
Berikut kumparan rangkum penghapusan mural yang terjadi di Indonesia.
Bandung
Mural hitam putih mirip wajah Presiden Joko Widodo yang berada di badan konstruksi Flyover Pasupati, Kota Bandung, dihapus.
Dari pantauan kumparan, ada empat orang yang membersihkan mural itu. Mereka menggunakan air dan pisau untuk menghapus cat mural tersebut.
Tampak petugas dari kepolisian turut mengawasi proses pembersihan mural itu. Sementara itu, situasi lalu lintas tampak ramai.
Dari informasi yang dihimpun, mural itu tidak dicat langsung ke dalam dinding, melainkan digambar pada kertas kemudian ditempel menggunakan lem.
Karena itu, penghapusan mural itu menggunakan air untuk membasahi kertas. Setelah itu baru dibersihkan dengan pisau.
ADVERTISEMENT
Mural hitam putih yang menampilkan gambar mirip dengan wajah Jokowi dengan masker di bagian mata itu sempat menghiasi flyover Pasupati, Bandung.
Sejumlah warga mengatakan mural itu telah terpasang di lokasi sejak satu bulan yang lalu. Di bagian mural itu terdapat tulisan 'Niskala'. Belum diketahui arti dari kata tersebut.
Hingga kini, belum diketahui siapa pembuat mural tersebut.
DIY
Penghapusan mural terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Kini, penghapusan serupa juga terjadi di Kota Yogyakarta. Mural bertuliskan 'DIBUNGKAM' di bawah Jembatan Kleringan Kewek, Danurejan, Kota Yogyakarta dihapus Satpol PP.
Bamsuck (27) salah seorang seniman yang membuat mural itu mengatakan dia membuat tulisan 'DIBUNGKAM' bersama rekan-rekannya pada Sabtu (21/8) lalu.
Namun tidak sampai 1X24 jam atau tepatnya Minggu (22/8) mural tersebut sudah dihapus petugas Satpol PP.
ADVERTISEMENT
"Yaitu kan Jembatan Kewek aslinya tempat seniman Yogya untuk berkarya itu pun hanya karya, belum ada 1 kali 24 jam sudah dihapus oknum aparat," ujar Bamsuck di lokasi, Senin. (23/8).
Dia mengatakan sebenarnya makna dalam mural tersebut amat sederhana yaitu rakyat bersuara. Dia juga tak menampik bahwa karya itu sebagai respons atas peristiwa penghapusan mural di beberapa daerah sebelumnya.
"Ya karena kita bersuara, seniman juga rakyat berhak bersuara apa salahnya rakyat bersuara," ujarnya.
Setelah mural "DIBUNGKAM" dihapus pada Minggu lalu, dia lantas kembali membuat tulisan 'Bangkit Melawan Atau Tunduk Ditindas' pada Senin (23/8) sekitar pukul 05.00 WIB tadi.
"Tapi dihapus lagi," ujarnya.
Di sisi lain, Bamsuck mengatakan tidak akan pernah takut untuk terus berkarya. Menurutnya jika cara-cara seperti ini terus dilakukan pemerintah, justru karya mural akan semakin tumbuh subur.
ADVERTISEMENT
"Kalau di Jembatan Kewek dari dulu tempat seniman Yogya berkarya. Tanpa izin pun bisa berkarya di Kewek," ujarnya.
Satpol PP Kota Yogyakarta menjelaskan penghapusan mural bertuliskan 'Bangkit Melawan Atau Tunduk Ditindas' ini sebagai bentuk penegakkan Peraturan Daerah DIY Nomor 2 Tahun 2017 tentang Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat.
"Melanggar Perda. Juga provokatif dan karena ini tulisan. Kalau gambar malah tidak kita hapus. Kalau sifatnya membangun tidak hapus," kata Wakil Komandan Operasi Lapangan Wilayah Utara Satpol PP Kota Yogyakarta Achmad Solikin.
Ciledug, Tangerang
Mural bertuliskan 'Wabah Sesungguhnya Adalah Kelaparan' dihapus petugas Kecamatan Ciledug, Tangerang. Mural itu dihapus karena diduga masuk ke dalam pekarangan milik orang lain.
Berdasarkan informasi, mural tersebut berada di sebuah gerbang tanah kosong yang berada di Jalan Wahidin Sudiro Husodo, Kelurahan Parung Serab, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.
ADVERTISEMENT
Camat Ciledug, Syarifudin membenarkan keberadaan mural tersebut. Ia menyatakan mural 'Wabah Sesungguhnya Adalah Kelaparan' langsung dihapus petugas pada Selasa, (17/8).
"Bener itu ada (mural), di sana langsung kita hapus, karena keberadaan mural itu ada diperkarangan milik orang," katanya, Rabu, (18/8).
Syarifudin mengaku tak mengetahui sudah berapa lama mural itu berada di gerbang tanah kosong. Petugas mendapatinya ketika hendak memasang bendera merah putih dalam perayaan HUT ke-76 Republik Indonesia.
Menurut dia, mencoret-coret di tempat umum dianggap merupakan aksi vandalisme yang melanggar Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Ketertiban Umum.
Kota Tangerang
Sebuah mural bergambar mirip Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan tambahan tulisan '404: Not Found' di Jalan Pembangunan I, Kelurahan Bayu Jaya, Kecamatan Batu Ceper, Kota Tangerang, membuat heboh.
ADVERTISEMENT
Mural itu sudah dibuat oleh seseorang tak dikenal diperkirakan sejak awal tahun 2021. Namun, baru diketahui baru-baru ini karena lokasi mural di berada di tembok bawah jembatan (kolong) sebuah proyek infrastruktur yang belum jadi.
Di sekelilingnya tidak ada rumah warga. Dan jalan di kolong itu hanya diperuntukkan bagi truk dan alat berat yang melintas. Hanya ada pedagang asongan yang berjualan di sana. Itu pun hanya dari pagi sampai sore.
Alhasil, awalnya tidak ada yang tahu bahwa di tembok kolong jembatan itu ada mural mirip Jokowi.
Saat ini mural yang mirip Jokowi itu sudah dihapus dengan dicat ulang berwarna hitam. Sedangkan mural di kiri kanannya dibiarkan seperti semula.
Jakarta Selatan
Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Karet Kuningan menghapus sejumlah tulisan dengan kalimat 'Tuhan Mau Kami Gambar' di beberapa pembatas jalan beton di Jalan Prof. Dr. Satrio tepat di seberang Lotte Shopping Avenue, Setiabudi, Jaksel.
ADVERTISEMENT
Plt Lurah Karet Kuningan, Achmad Yani, mengatakan tulisan tersebut dihapus pada Senin (23/8) malam sekitar pukul 23.00 WIB.
Achmad Yani mengatakan, sejak adanya tulisan tersebut, ia langsung menugaskan pasukan oranye bersama dengan Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan (Ekbang) untuk meluncur ke lokasi.
"Tapi saya suruh mereka stand by di lokasi, tidak melakukan gerakan dulu," ujar Achmad saat dihubungi kumparan, Selasa (24/8).
Achmad kemudian berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas dan Babinsa terkait tindak lanjut terhadap tulisan tersebut. Lalu, ia juga berkoordinasi dengan Wakil Camat.
Setelah menghubungi Wakil Camat Kuningan, Achmad mengatakan bahwa tulisan tersebut dikhawatirkan menyinggung Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) dan dapat menimbulkan kebencian.
"Kalau tulisannya ‘Tuhan Mau Kami Gambar’ itu kan takutnya sara, bisa menimbulkan kebencian kan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Akhirnya tulisan itu pun diputuskan dihapus. Ia beralasan, selain berpotensi menimbulkan kebencian, mencoret-coret fasilitas umum tanpa izin pun merupakan pelanggaran.
"Dia menulis di fasilitas publik Pemda tanpa izin dan lain-lain, makanya waktu malam itu juga kita langsung hapus," jelasnya.
Sejauh ini, kata Achmad belum ada niatan untuk melaporkan tindakan vandalisme ini ke polisi. Sebab, ia menilai sudah cukup dengan menghapus tulisan tersebut. Terlebih pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas sekitar.
“Yaudah kita selesaikan cukup sampai di sini, jadi yang turun PPSU saja tapi sudah kami koordinasikan dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas saja,” pungkasnya.
Batam
Kepolisian Sektor (Polsek) Lubuk Baja masih menyelidiki pihak yang tidak bertanggung jawab menulis sejumlah tulisan yang berisi kritik pedas kepada pemerintah dan Presiden Jokowi di tembok terowongan Pelita, Batam.
ADVERTISEMENT
Tulisan-tulisan yang tampak di antaranya kata 'Thx Jokowi I’m Dead', 'Bisnis di Pandemic', 'NKRI harga Rp10 rb/ KK'. Tulisan tersebut cepat diketahui warga dan beredar video di media sosial. Hingga akhirnya tulisan itu dihapus oleh pihak terkait.
"Kita masih lakukan lidik, siapa pelaku yang membuat tulisan tersebut," kata Kapolsek Lubukbaja, AKP Budi Hartono saat dikonfirmasi, Kamis (19/8).
Dia menyebut, tindakan tersebut merupakan vandalisme, yang dapat membuat warga resah dengan coretan di dinding terowongan.
"Kita sudah minta beberapa keterangan untuk petunjuk siapa yang tulis coretan. Namun, yang jadi terkendala tidak ada CCTV di lokasi," kata dia.
Padahal, kata dia, tim patroli selalu melintasi lokasi tersebut. Karena memang selama ini kerap terjadi tindak kejahatan jalanan yang meresahkan warga.
ADVERTISEMENT
"Diduga pelaku baru melakukan aksinya, karena setiap saat kita patroli di wilayah tersebut," ucap AKP Budi.
Atas kejadian itu, AKP Budi mengimbau warga untuk tidak merusak fasilitas umum. Ataupun tindakan-tindakan lain yang melanggar hukum.
Budi juga meminta Pemkot Batam dan BP Batam menyediakan CCTV untuk memudahkan proses penyelidikan.
"Kita minta BP Batam dan pemko Batam memberikan CCTV di lokasi tersebut agar mudah melacak aksi pelaku kriminal jalanan di sepanjang terowongan pelita," pinta dia.