Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Debat Panas Khofifah VS Luluk-Risma soal SMK dan Pengangguran
3 November 2024 21:14 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Timur menggelar debat kedua Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2024 di Grand City Convention Center, Surabaya, Minggu (3/11) malam.
ADVERTISEMENT
Kali ini debat panas antara 3 calon gubernur yakni Luluk Nur Hamidah, Khofifah Indar Parawansa, dan Tri Rismaharini terjadi saat ketiganya membahas soal SMK dan pengangguran.
Awalnya, Cagub nomor urut 2, Khofifah, diberikan pertanyaan oleh panelis bagaimana pemerintah daerah bisa menyamakan kurikulum SMK dengan dunia industri dan dunia kerja untuk menekan angka pengangguran.
Khofifah lalu memamerkan program kerjanya membangun Kampung Jepang untuk menyiapkan alumninya untuk bisa bekerja di Jepang. Ia menyebut program kerja ini sebagai teaching industry.
“Kita juga memiliki tempat sampai kemudian ada tempat di mana ada kampung saya sebut kampung Jepang karena memang disiapkan alumninya untuk menjadi nakhoda di kapan pelayaran ke Jepang,” kata Khofifah.
“Karena itu kami berharap bahwa pada akhirnya kita bisa terus menurunkan angka pengangguran yang menjadi lulusan dari SMK SMK di Jatim,” lanjutnya.
Pernyataan gubernur petahana Jatim itupun langsung ditepis oleh Cagub nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah. Menurutnya, angka pengangguran di Jatim masih tinggi.
ADVERTISEMENT
“Ini agak paradoks ya dengan kenyataan di Jawa timur karena angka pengangguran terbuka itu justru sumbangan oleh SMK. Itu artinya mohon maaf ibu Khofifah, bahwa tidak ada perencanaan yang sangat matang dan berbasiskan kepada studi analisis yang mendalam,” kata Luluk.
Senada dengan Luluk, Cagub nomor urut 3, Tri Rismaharini juga menyebutkan data bahwa angka pengangguran di Jawa Timur khususnya dari SMK masihlah tinggi.
Menurutnya, angka pengangguran ini tinggi karena kurikulum SMK di Jawa Timur tidak ditunjang oleh fasilitas uji lab yang memadai.
“Jadi pernahkah kita melihat data bahwa yang anak SMK, lulusan SMK swasta lah, yang mereka banyak menganggur kenapa karena mereka tidak punya fasilitas untuk uji lab,” kata Risma.
ADVERTISEMENT
Khofifah pun kemudian membantah pandangan kedua cagub bahwa angka pengangguran di Jawa Timur masih tinggi.
Menurutnya, angka itu tinggi karena data hanya menghitung pekerja dengan barometer bekerja di sebuah perusahaan. Ia mengatakan, banyak lulusan SMK yang justru bekerja secara mandiri dan tidak terdata oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
“Ada perbedaan ketika melihat bahwa ini disebut menganggur atau tidak. Jadi BPS mengasosiasikan ketika seseorang itu masuk dalam sebuah institusi perusahaan tertentu baru disebut dia bekerja,” kata Khofifah.
"Sekarang eranya green economy. Anak-anak muda lebih suka kontrak kerja yang pendek," tambah dia.
Ini merupakan kali kedua ketiga paslon yakni paslon nomor urut 1 Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, paslon nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dan paslon nomor urut 3 Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) melakukan debat publik.
ADVERTISEMENT
Adapun tema debat malam ini adalah Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif dan Inovatif serta Pelayanan Publik yang Inklusif untuk Keadilan Masyarakat Jawa Timur.