Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Demo Kecam Penguin Jadi Tontonan di Restoran di Neo Soho
15 Januari 2017 15:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
Sejumlah aktivis dari Masyarakat Peduli Satwa berorasi di depan di gerbang utama Neo Soho di Jalan S Parman, Jakarta Barat. Mereka mengecam Restoran Pingoo di mal tersebut yang mempertontonkan satwa liar penguin humboldt untuk hiburan tamu restoran.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Peduli Satwa menganggap upaya mempertontonkan penguin tersebut sebagai eksploitasi pada hewan dan bukan sesuatu tontonan yang lucu.
Fanny, koordinator aksi, menyatakan komunitasnya sedih karena banyak orang tua yang membawa anak-anaknya mengantre di restoran itu untuk menonton penguin yang berada di akuarium kaca.
"Mereka masih memiliki mindset bahwa restoran yang menggunakan hewan sebagai gimmick atau sebagai hiburan di dalam restoran merupakan sesuatu yang lucu, padahal jelas itu adalah suatu bentuk eksploitasi pada hewan. Kami pengin ubah mindset mereka bahwa menonton satwa yang dikurung itu bukan edukasi, menonton satwa sambil makan itu bukan hal yang lucu, jelas itu eksploitasi," ungkap Fanny, Minggu (15/1).
Fanny mengkritisi mengenai keputusan pihak restoran untuk menggunakan penguin sebagai alat untuk menghibur serta mengedukasi pengunjungnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau mereka ingin buka tempat makan, ya konsentrasilah sama makanannya, bagaimana rasa makanannya, toh kalau makanannya enak pun siapa juga akan datang kok, tidak perlu pakai ada penguin di dalamnya. Juallah makanan yang enak, suasana yang baik, tapi jangan gunakan penguin sebagai alat yang dimaksudkan sebagai alat promosi atau hiburan untuk pengunjung yang datang," beber Fanny.
Aktivis lainnya, Monique, mengatakan masyarakat harus paham apa itu kesejahteraan hewan (animal welfare) dan bagaimana seharusnya satwa liar diperlakukan.
"Kami ingin mengusung agar publik bisa paham dan tahu apa itu animal welfare, bagaimana satwa dapat ruang yang cukup untuk berkembang, bagaimana satwa dapat berkembang dengan baik, serta bagaimana satwa dapat mengeluarkan sifat alami mereka. Tentunya di tempat atau habitat yang sesuai dengan habitat asli mereka, bukan di dalam akuarium buat jadi tontonan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan dalam siaran persnya, Masyarakat Peduli Satwa menyebut bahwa kesejahteraan satwa harus mengacu pada konsep Lima Kebebasan (Five Freedom) yang diperkenalkan pada tahun 1960-an di Inggris yang berlaku luas di negara-negara di dunia. Lima Kebebasan tersebut adalah:
- Bebas dari rasa lapar dan dahaga
- Bebas dari rasa tidak nyaman
- Bebas dari luka, rasa sakit dan penyakit
- Bebas mengekspresikan perilaku normal dan alami
- Bebas dari rasa takut dan penderitaan.
Mereka juga menyatakan, penguin jenis humboldt yang menghuni akuarium di restoran Pingoo ada dalam daftar rentan oleh International Union for Conversation of Nature.
“Hal tersebut karena populasinya yang terus berkurang disebabkan oleh penangkapan yang berlebihan, perubahan iklim dan pengasaman laut. Jumlah penguin ini juga menurun akibat perusakan habitat termasuk oleh spesies invasif,” bebernya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan orasi ini berjalan tertib dan damai. Ketersendatan lalu lintas hanya tampak di pintu keluar mal. Mereka juga membagikan flyer kepada pengunjung. Aksi berakhir menjelang pukul 13.30 WIB.
Sementara, pihak Restoran Pingoo yang coba dikonfirmasi kumparan lewat telepon dan e-mail belum memberi jawaban.