Densus 88-BNPT Dilibatkan di Proses Rekrutmen Polri, Tangkal Paham Radikal

20 April 2023 9:48 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo bersiap memberikan keterangan pers tentang pemeriksaan tersangka Putri Candrawathi dalam kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
zoom-in-whitePerbesar
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo bersiap memberikan keterangan pers tentang pemeriksaan tersangka Putri Candrawathi dalam kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
ADVERTISEMENT
Densus 88 Antiteror dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bakal dilibatkan dalam proses rekrutmen calon anggota Polri.
ADVERTISEMENT
AsSDM Kapolri, Irjen Dedi Prasetyo menjelaskan, hal ini perlu dilakukan guna menangkal paham radikal calon anggota Polri.
"Polri ingin mereka yang masuk Akpol, Bintara, dan Tamtama, tidak terpapar paham radikal dan perilaku menyimpang, dan intoleran" ujar Dedi dalam keterangan tertulis, Kamis (20/4).
Dedi menerangkan, nantinya dalam proses rekrutmen baik dari jalur Tamtama, Bintara dan Akpol juga bakal dilakukan pengecekan karakter, kepribadian dan mental para peserta.
Calon Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) mengikuti kegiatan pengumuman seleksi tahap akhir penerimaan Taruna Akpol di Jawa Tengah, Jumat (27/7). Foto: ANTARA FOTO/R. Rekotomo
Dalam prosesnya, nantinya juga akan menggunakan alat milik Densus 88 yang bisa mendeteksi paham radikal dalam bentuk kuesioner fisik dan CAT (computer assisted translation).
"Nanti akan dikaji terlebih dahulu tools yang dimiliki oleh Densus dan dilakukan demo sebelum diterapkan dalam tahapan seleksi," terangnya.
Dedi menerangkan, pihaknya pun juga bakal bertukar informasi dengan BNPT terkait penyebaran paham radikalisme.
ADVERTISEMENT
"Dalam rangka deteksi dini perilaku radikalisme dan intoleransi calon anggota Polri, kita akan bentuk tim khusus untuk pembahasan lebih lanjut," tutup Dedi.