Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Diadili Usai Terobos Kastel Windsor, Pria ini Akui Niat Bunuh Ratu Elizabeth II
18 Agustus 2022 3:10 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Seorang pria yang ditangkap usai menyusupi halaman Kastel Windsor tahun lalu mengakui niatnya untuk membunuh Ratu Elizabeth II saat menjalani pengadilan pada Rabu (17/8).
ADVERTISEMENT
Jaswant Singh Chail didakwa berdasarkan Undang-Undang Pengkhianatan 1842 pada awal Agustus. Dia turut menghadapi tuduhan ancaman pembunuhan dan kepemilikan senjata.
Pria berusia 20 tahun itu kemudian muncul di Pengadilan Westminster Magistrates melalui panggilan video dari rumah sakit jiwa Broadmoor. Chail akan ditahan sampai pengadilan berikutnya di Old Bailey London pada 14 September.
Pengadilan menyinggung perkataan Chail saat menjalankan aksinya. Pasalnya, pria yang menganggur itu menyampaikan intensi untuk melakukan pembunuhan dengan gamblang kepada penjaga istana.
"Saya di sini untuk membunuh ratu," ujar Chail, dikutip dari AFP, Kamis (18/8).
Jaksa mengatakan, Chail menghabiskan berbulan-bulan dalam merancang serangan tersebut. Mantan pekerja pasar swalayan itu bahkan berusaha mendapatkan akses dekat kepada keluarga kerajaan.
Chail sempat mencoba bergabung dengan Polisi Kementerian Pertahanan Inggris (MDP). Dia juga mengincar resimen infanteri Angkatan Darat Inggris, Grenadier Guards.
ADVERTISEMENT
Walaupun menemui kegagalan bertubi, Chail tidak mengurungkan niatnya. Mengenakan tudung dan topeng, Chail mendatangi pekarangan kastil di London dari Southampton.
Insiden tersebut berlangsung pukul 8.10 pagi waktu setempat saat Hari Natal pada 2021. Ratu Elizabeth II merayakannya dengan putranya, Pangeran Charles beserta istrinya, Camilla.
Chail berada dalam jarak pandang dari ruang pribadi ratu yang berusia 96 tahun itu. Petugas keamanan kemudian menemukan penyusup yang tengah menggenggam panah tersebut.
Saat petugas menanyakan maksud kedatangannya, Chaeil mengungkap ancaman pembunuhan. Petugas tersebut lantas berteriak agar dia berlutut dan menjatuhkan panah.
Chail menuruti perintah itu. Jaksa menjelaskan, panah Supersonic X-Bow miliknya berpotensi menyebabkan cedera serius atau fatal.
Usai penggeledahan, otoritas menemukan berbagai senjata lainnya di rumah Chail. Pihaknya turut menyita perangkat elektronik yang memuat pengakuan pelaku yang dia rekam sebelum aksinya.
ADVERTISEMENT
"Saya minta maaf atas apa yang telah saya lakukan dan apa yang akan saya lakukan. Saya akan mencoba membunuh Elizabeth, ratu keluarga kerajaan," ungkap dia dalam rekaman tersebut.
"Ini adalah balas dendam bagi mereka yang tewas dalam pembantaian 1919. Ini juga merupakan balas dendam bagi mereka yang telah dibunuh, dihina dan didiskriminasi karena ras mereka," tambah dia.
Chail merujuk pada pembantaian Jallianwala Bagh pada 1919. Memprotes hukum kolonial, penduduk sipil saat itu berkumpul di kota suci mereka di India.
Pasukan Inggris lalu menembak mati hampir 400 orang Sikh di Amritsar. Masyarakat India telah lama menuntut permintaan maaf resmi atas insiden tersebut dari pemerintah Inggris.
Ratu Elizabeth II sendiri pernah mengunjungi lokasi pembantaian saat berkunjung ke India pada 1997. Dia meletakkan karangan bunga sebelum memberikan pidato.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah contoh yang menyedihkan. Tetapi sejarah tidak dapat ditulis ulang, meskipun kita berharap dapat melakukannya," tutur Ratu Elizabeth II, dikutip dari The Guardian.