Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Dikti soal Dosen UGM Tolak Pengangkatan Guru Besar Kehormatan: Otonomi PTN
15 Februari 2023 15:19 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbudristek Prof Nizam angkat bicara soal penolakan para dosen Universitas Gadjah Mada (UGM ) atas pemberian gelar Guru Besar Kehormatan pada pejabat publik atau nonakademik.
ADVERTISEMENT
Menurut Nizam, pemberian gelar kehormatan itu merupakan kewenangan dari masing-masing kampus. Guru Besar Teknik Sipil UGM ini menyerahkan kepada pihak UGM untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik.
"Pengangkatan Guru Besar Kehormatan diserahkan pada masing-masing PTN. Kita serahkan pada UGM. Bagian dari otonomi perguruan tinggi," ucap Nizam dalam pesan singkat kepada kumparan, Rabu (15/2).
Para dosen UGM bersama-sama menolak pemberian gelar Honorary Professor atau Guru Besar Kehormatan kepada individu yang berasal dari sektor nonakademik ataupun pejabat publik.
Penolakan itu tertuang dalam sebuah surat yang ditulis pada 22 Desember 2022. Surat ditujukan kepada Rektor UGM. Surat tersebut ramai dibahas setelah viral di Twitter baru-baru ini.
Ada 6 poin pernyataan dari para dosen kepada Rektor UGM, ketua, sekretaris, ketua-ketua komisi dan anggota Senat Akademik UGM, yaitu:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Berdasarkan poin-poin di atas, kami dosen-dosen UGM MENYATAKAN MENOLAK usulan pemberian gelar Guru Besar Kehormatan kepada individu-individu di sektor non-akademik, termasuk kepada pejabat publik. Demikian pernyataan ini kami sampaikan," tulis surat tersebut.
Surat itu dilengkapi daftar nama dosen yang menolak. Tercantum juga nama Pratikno, Guru Besar Fisipol UGM yang kini menjabat Mensesneg.
Live Update
Donald Trump berhasil melampaui ambang batas 270 suara elektoral untuk mendapat kursi presiden. Kemenangan Trump ditentukan lewat kemenangan di Wisconsin dan Pennsylvania. Jumlah suara elektoral Trump 277. Pesaingnya Kamala Harris mendapat 226.
Updated 6 November 2024, 18:42 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini