Diminta 3 Negara Tekan Suriah, RI Tak Ubah Akan Posisi

20 April 2018 18:40 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juru bicara Menlu Arrmanatha Nasir (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Juru bicara Menlu Arrmanatha Nasir (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pada Kamis (19/4) lalu tiga Duta Besar negara penggempur Suriah, Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris, menyambangi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Mereka meminta RI ikut menekan Suriah yang dituding menggunakan senjata kimia.
ADVERTISEMENT
Merespons permintaan pada Kamis kemarin, juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, menyatakan untuk persoalan Suriah posisi RI tetap. Indonesia mengecam penggunaan senjata kimia di Suriah.
"Ibu Menlu kembali menyampaikan posisi Indonesia, yaitu pertama kita prihatin dengan apa yang terjadi pada rakyat Suriah, kedua kita kembali tegaskan mengecam keras penggunaan senjata kimia oleh siapa pun," sebut Arrmanatha di kantor Kemlu, Jumat (20/4)
"Ketiga kami tekankan bahwa semua pihak untuk menahan diri, dan perhatikan respect kemanusiaan pada perempuan dan anak anak jadi prioritas dan ibu menteri minta semua pihak hormati hukum internasional,” sambung dia.
Saat bertemu Retno, Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, menegaskan tindakan negara sekutu menyerang Suriah sudah sepatutnya didukung RI. Sebab, Indonesia adalah bagian konvensi Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).
ADVERTISEMENT
"Kami ingin agar kalian ikut bersama kami warga dan negara di seluruh dunia untuk menekan Suriah dan sekutunya Rusia agar mereka memberi akses bagi tim pencari fakta OPCW masuk ke Douma," sebut Moazzam seperti di kantor Kemlu, Kamis (19/4).
"Kami juga mengundang Indonesia bekerja bersama dengan kami, untuk mendesak negara-negara di dunia termasuk Suriah dan Rusia untuk menegakkan konvensi (OPCW)," sambung dia.