Dirjen Dukcapil: Penduduk Produktif 69,58%, Modal Besar Menuju Indonesia Emas

8 Agustus 2024 19:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Dukcapil Teguh Setyabudi berpidato pada rilis Data Kependudukan Bersih semester 1 tahun 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (7/8/2024).  Foto: Abid Raihan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Dukcapil Teguh Setyabudi berpidato pada rilis Data Kependudukan Bersih semester 1 tahun 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (7/8/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah salah satu negara yang mencatat paling banyak usia produktif. Hal itu terungkap dalam rilis Data Kependudukan Bersih (DKB) Semester I Tahun 2024 yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu (7/8).
ADVERTISEMENT
Menurut Dirjen Dukcapil Teguh Setyabudi, dari total jumlah penduduk sebanyak 282.477.584 jiwa per 30 Juni 2024, terdapat usia produktif 15-64 tahun sebesar 69,58% atau 196.558.195 jiwa.
Kemudian disusul usia muda 0-14 tahun sebanyak 64.833.766 jiwa (22,95%) dan usia tua di atas 65 tahun sebanyak 21.085.623 (7,46%).
"Kita bersyukur dalam rangka menuju Indonesia Emas 2045, 69,58% adalah usia produktif dan ini diharapkan bisa menopang laju pertumbuhan Indonesia untuk menjadi 3 atau 4 besar negara di dunia. Ini adalah modal yang sangat besar," kata Teguh.
Dalam rilis DKB Semester I Tahun 2024, Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri mencatat jumlah penduduk Indonesia per semester I-2024 mencapai 282.477.584 jiwa. Jumlah itu naik 1.752.156 jiwa jika dibandingkan dengan semester II-2023.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita kaji ternyata jumlah penduduk kita per semester terus naik. Pada semester I-2023 jumlahnya 279.118.866 jiwa, semester II-2023 naik menjadi 280.725.428 jiwa, kemudian naik lagi menjadi 282.477.584 jiwa di semester I-2024. Artinya dalam satu tahun penduduk kita naik kurang lebih 3,3 jutaan," kata Teguh.
Pemaparan Rilis Data Kependudukan Bersih semester 1 tahun 2024 oleh Dirjen Dukcapil di Hotel Borobudur pada Rabu(7/8/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan
Dari total 282,4 juta penduduk tersebut, 142.569.663 jiwa di antaranya merupakan laki-laki dan sisanya 139.907.921 jiwa merupakan seorang perempuan.
Sebaran penduduk paling banyak di Pulau Jawa 55,93%, disusul Sumatera 21,81%, Sulawesi 7,36%, Kalimantan 6,18%, Bali & Nusa Tenggara 5,56%, Papua 2% dan Maluku 1,17%.
"Dari 282.477.584 jiwa ini, yang merupakan wajib KTP-el sebesar 207.889.876 jiwa, ini yang usianya 17 tahun ke atas. Berapa banyak yang sudah melakukan perekaman KTP-el? Saat ini yang terekam 97,19%, target akhir tahun ini 99,4% insya Allah tinggal sedikit lagi," kata Teguh.
ADVERTISEMENT
Tercatat provinsi dengan jumlah penduduk tertinggi adalah Jawa Barat sejumlah 50.489.208 jiwa, disusul Jawa Timur 41.714.928 jiwa dan Jawa Tengah 38.280.887 jiwa. Sedangkan provinsi dengan penduduk terkecil adalah Papua Selatan sejumlah 545.861 jiwa, disusul Papua Barat 569.910 jiwa dan Papua Barat Daya 616.132 jiwa.
Di level kabupaten/kota, tertinggi berada di Bogor yakni sejumlah 5.664.537 jiwa, disusul Bandung 3.773.104 jiwa dan Tangerang 3.373.149 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk kabupaten/kota terkecil ada di Kepulauan Seribu sejumlah 30.414 jiwa, Tana Tidung 29.291 jiwa dan Supiori 27.159 jiwa.
Sementara itu, Sesditjen Hani Syopiar Rustam, mengatakan, data kependudukan memainkan peran yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat dan pemerintahan.
"Data kependudukan memberikan gambaran yang jelas tentang jumlah penduduk, distribusi usia, jenis kelamin, dan komposisi lainnya," katanya.
ADVERTISEMENT
"Informasi ini sangat penting untuk merencanakan pembangunan di pusat dan daerah seperti sekolah, rumah sakit, infrastruktur jalan dan jembatan."
Lebih lanjut Hani menyampaikan contoh, untuk membangun puskesmas di suatu daerah, pemerintah perlu mengetahui jumlah penduduk di daerah tersebut.
"Hal itu untuk menentukan ukuran dan fasilitas yang diperlukan agar efektif dan tepat sasaran," tutur Hani.