Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Dirut Jakpro Pastikan Korban LRT Roboh Sudah Pakai Alat Pelindung Diri
23 Januari 2018 11:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Bangunan proyek Light Rail Transit (LRT) di Jalan Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, roboh pada Senin (22/1) sekitar pukul 00.30 WIB. Hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti kejadian yang menyebabkan lima orang pekerja konstruksi luka-luka itu.
ADVERTISEMENT
Dirut PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Heragandhi mengatakan pihaknya masih mengkaji penyebab robohannya girder itu. Namun ia memastikan prosedur keselamatan kerja sudah dilakukan sebelum peristiwa itu terjadi.
“Mulai dari job analysis, risk analysis pekerjaan itu sendiri. Kalau kemudian adanya tool box meeting itu semuanya terdokumentasi dengan lengkap,” kata Satya di PT Wika Gedung Proyek Konstruksi Equestrian, Jalan Pulomas Raya, Jakarta, Selasa, (23/1).
Bahkan Satya menegaskan, saat LRT tersebut roboh para pekerja juga sudah menggunakan kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD). Menurutnya penggunaan alat tersebut bisa mengurangi risiko yang dialami para korban luka robohnya LRT.
“Kalau seandainya APD itu tidak digunakan, mungkin kejadiannya bisa lebih parah dari apa yang terjadi kemarin,” ucap Satya.
Jakpro merupakan salah satu perusahaan properti dan infrastruktur milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang tengah mengerjakan banyak proyek pembangunan di Ibu Kota. Satya mengimbau para pekerja untuk selalu memprioritaskan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diri masing-masing.
ADVERTISEMENT
“Mungkin terkesan biasa, kenapa harus pakai helm, kenapa harus pakai boot, tetapi kita enggak pernah tahu bahwa helm itu bisa menyelamatkan nyawa kita,” terang Satya.
Ditemui di lokasi yang sama usai meresmikan Bulan K3 DKI 2018, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno juga menginstruksikan para pekerja untuk melaksanakan imbauan tersebut.
“Safety induction, semua peralatan dipakai dan kita tidak tahu ancaman dari kecelakaan itu kapan saja. Tapi kalau kita mau perhatikan (K3), itu mampu mengurangi minimal (risiko kecelakaan),” tutur Sandi.