Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ditinggal Pengurus, Partai Ummat Dinilai Berat Hadapi Pemilu 2024
6 Oktober 2021 19:02 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Peneliti CSIS, Arya Fernandes, menilai Partai Ummat akan berat menghadapi Pemilu 2024 usai ditinggal sejumlah pengurus di pusat maupun daerah. Menurutnya, besar potensi Partai Ummat bahkan tak bisa lolos verifikasi faktual di KPU.
ADVERTISEMENT
“Efeknya ya [ini menjadi] tantangan untuk lolos verifikasi faktual di KPU. Dia kan harus proses jadi peserta pemilu. Yang harus dipenuhi banyak itu jumlah kader, kantor, kepengurusan. Kalau banyak yang keluar kan dia harus bangun struktur dari awal,” kata Arya kepada saat dimintai tanggapan, Rabu (6/10).
“Enggak ada [positifnya kalau kader lama mundur]. Siapa yang mau masuk Partai Ummat sekarang? Kalau ada yang keluar pasti minus,” imbuh dia.
Lebih lanjut, Arya melihat bahwa selama ini Partai Ummat memiliki pengelolaan kader yang kurang tertata. Sehingga ia mengaku tak heran jika sejumlah kader memutuskan mundur.
“Partai Ummat saya kira pengelolaan faksi-faksi internal, atau tokoh-tokoh internalnya, posisi dan distribusi jabatan politiknya sejak awal kurang tertata dan akomodatif. Itu memicu orang keluar,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Arya mengatakan Partai Ummat harus membuat partai tersebut menarik bagi masyarakat jika ingin lolos di Pemilu 2024. Meski, ia menolak menyarankan strategi tersebut lebih rinci.
“Ya harus menarik bagi orang, harus membuat partai terlihat menarik. Tapi saya enggak mau menyarankan harus gimana-gimana lah, nanti saya dikira endorser partai,” tandasnya.
Di tengah persiapan menuju pemilu 2024, Partai Ummat ditinggalkan beberapa pengurus di pusat hingga daerah. Mereka yang mundur dari partai termasuk dua loyalis Amien Rais yakni Neno Warisman dan Agung Mozin.
"Menyusul (pengunduran diri pengurus) beberapa provinsi dan ratusan kabupaten dan kota se-Indonesia," ucap Agung Mozin.
Namun, Wakil Ketua Umum Partai Ummat Nazaruddin berpendapat hal itu di antaranya terjadi karena masih ada dualisme kepengurusan di daerah. Mundurnya kader pun dinilainya lumrah sebagai dinamika partai politik.
ADVERTISEMENT
Dia juga menuturkan sejumlah faktor lain seperti kemungkinan tidak sesuai ekspektasi, hingga yang bersangkutan tidak lagi aktif dan memiliki waktu untuk partai. Namun, Nazaruddin menegaskan situasi ini sama sekali tidak mengganggu persiapan Partai Ummat menuju verifikasi KPU untuk Pemilu 2024.