Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Diundang Taliban, Eks Menteri Afghanistan yang Melarikan Diri Kembali ke Kabul
9 Juni 2022 8:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Mantan Menteri Pendidikan Afghanistan , Ghulam Farooq Wardak, dikabarkan telah kembali ke negara asalnya, pada Rabu (8/6/2022). Sebelumnya, dia melarikan diri ketika Taliban merebut kekuasaan Afghanistan Agustus tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Wardak kembali ke Afghanistan setelah kelompok garis keras Taliban mengajukan inisiatif jaminan keamanan. Inisiatif tersebut untuk merayu orang-orang terkenal yang kabur kembali pulang ke Afghanistan.
"Ghulam Farooq Wardak, seorang anggota kabinet mantan presiden Hamid Karzai dan Ashraf Ghani, adalah yang terbaru dari serangkaian pejabat yang kembali," kata pejabat Taliban yang ingin mengambil alih pemerintahan, namun belum dapat pengakuan internasional, dikutip dari Reuters.
"Wardak telah kembali dari Turki," kata juru bicara sebuah badan buatan Taliban, Ahmad Wasiq. Badan buatan itu berfungsi untuk merundingkan pemulangan orang-orang Afghanistan yang terkenal di luar negeri.
Selain Wardak, mantan juru bicara kementerian pertahanan, mantan kepala perusahaan listrik nasional, serta sejumlah pejabat militer juga dikabarkan telah kembali.
ADVERTISEMENT
"Sebagian besar pihak berwenang berpikir untuk kembali," kata Wardak seraya menambahkan bahwa dia merasakan rasa hormat dan kebahagiaan di rumahnya.
Namun demikian, Wardak juga memperingatkan adanya sekelompok kecil dari pejabat yang melarikan diri kemungkinan memilih untuk tidak kembali.
Sebagian besar pejabat tinggi melarikan diri dari Afghanistan ketika Taliban mengambil alih Agustus lalu.Presiden saat itu, Ghani, sekarang berada di Uni Emirat Arab. Sementara Karzai tetap berada di ibu kota Kabul.
Untuk mengoptimalkan upaya pemulangan, sejak beberapa minggu lalu Taliban telah membentuk badan independen berkekuatan tinggi. Badan tersebut beranggotakan sembilan orang, termasuk kepala intelijen dan militer untuk merundingkan pengembalian para pejabat.
Badan itu juga diberikan kewenangan untuk memastikan amnesti, memberikan keamanan kepada pejabat yang kembali, serta memastikan pekerjaan di sektor swasta.
ADVERTISEMENT
Penulis: Sekar Ayu.