Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani memicu ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran. Presiden AS Donald Trump menceritakan detik-detik kematian Soleimani dengan rasa bangga, di hadapan para pendonor Partai Republik.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Sabtu (18/1), acara yang digelar di resor milik Trump di Florida, Mar-a-Lago, pada Jumat lalu itu seharusnya tertutup untuk wartawan. Namun CNN berhasil mendapatkan rekaman pidato Trump pada acara yang membuahkan sumbangan USD 10 juta (Rp 136 miliar) untuk kampanye pilpres 2020 Trump itu.
Di hadapan para pendonor, dia mengatakan bahwa Soleimani adalah "teroris terkenal" yang "masuk daftar kami". Dia juga mengatakan bahwa Soleimani seharusnya tidak ada di Baghdad, Irak.
Soleimani tewas dalam serangan drone AS di dekat bandara Baghdad. Turut tewas dalam serangan itu Abu Mahdi al-Muhandis, pemimpin kelompok milisi Syiah yang disokong Iran.
Kematian Soleimani dan Muhandis dalam satu serangan disebut Trump pada acara itu sebagai "beli satu dapat dua".
ADVERTISEMENT
Dia juga mengaku melihat secara langsung serangan terhadap Soleimani dari "kamera yang bermil-mil di angkasa". Dari tempat duduknya di Gedung Putih, kata Trump, dia mendengarkan perkataan tentara detik-detik sebelum kematian Soleimani dan Muhandis.
"Mereka bersama pak," kata Trump menirukan perkataan tentara itu.
"Pak, mereka punya dua menit dan 11 detik. Tanpa emosi. '2 menit dan 11 detik untuk hidup, pak'. Mereka di dalam mobil, mereka di mobil lapis baja. Pak, mereka punya sekitar satu menit untuk hidup, pak. 30 detik. 10, 9, 8...'".
"Lalu tiba-tiba, boom! 'mereka mati pak".
Tidak ada komentar dari Gedung Putih terkait laporan rekaman pidato Trump tersebut. Tidak diketahui juga dari mana CNN mendapatkan rekaman tersebut.
ADVERTISEMENT
Kematian Soleimani memicu serangan balasan dari Iran ke pangkalan militer AS di Irak, namun tidak menimbulkan korban jiwa. Ketegangan ini juga berbuntut ditembak jatuhnya pesawat maskapai Ukraina yang menewaskan 176 orang, karena dikira musuh oleh militer Iran.