Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Doni Animal Defenders: dari Pahlawan ke “Penjahat”
15 April 2017 17:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Seekor anjing diuber warga di Panongan, Kabupaten Tangerang, 27 Februari 2017. Anjing itu diyakini pencuri. Bukan pencuri biasa, melainkan jelmaan babi ngepet --wujud metafisika dari profesi maling yang masih dipercaya oleh sebagian masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Anjing malang jelmaan babi ngepet. Dengan status semacam itu, bisa jadi si anjing dalam bahaya. Nyawanya terancam sekelompok manusia yang membenci entah anjing entah babi.
Untunglah, seorang pria datang untuk menyelamatkan anjing tersebut. Dia adalah Doni Herdaru Tona, pendiri Animal Defenders Indonesia --organisasi penyelamat hewan yang terbentuk tahun 2011.
Doni menyelesaikan kasus “babi ngepet” tersebut dengan mempertemukan si anjing dengan pemiliknya. Anjing itu langsung berubah status dari babi ngepet menjadi hewan piaraan biasa yang tak berbahaya. Ia selamat.
Ketika itu Doni mengatakan, menyelamatkan hewan adalah kewajiban. Itu pula sebabnya ia dan rekan-rekannya membentuk Animal Defenders: untuk mengisi ruang kosong di hati para hewan yang terbuang.
Yang ditawarkan Doni cs tak lain ialah kasih sayang untuk para hewan --perikehewanan.
ADVERTISEMENT
Animal Defenders (AD), menurut Doni, ialah lembaga nonprofit yang mencita-citakan kesejahteraan hewan. Mengutip laman resmi organisasi tersebut, AD menggalakkan perlindungan hewan melalui program penyelamatan, pendidikan, dan adopsi.
Cita-cita Doni dan Animal Defenders bukan sesuatu yang muluk. Kejadian di Tangerang 27 Februari itu menunjukkan betapa anjing liar, bahkan yang tak liar, sering tak mendapat kepedulian manusia sebagai makhluk berakal.
Dari berbagai unggahan foto dan video di Instagram Animal Defenders, terlihat tak sedikit ditemui kasus-kasus hewan ditelantarkan. Ada anjing dengan luka nanah, tumor mata, borok, tubuh penuh belatung. Kasihan betul.
Bagi mereka itu, Animal Defenders --dan Doni sebagai tokoh sentralnya-- menjelma pahlawan. Mereka menyelamatkan para anjing dan kucing dari luka parah dan maut yang tinggal sejengkal.
ADVERTISEMENT
Ketika orang-orang memandang hewan-hewan malang itu dengan rasa jijik yang tak dapat ditutupi, Doni justru mengambil mereka dan menggenapkan kembali nyawa mereka dengan merawatnya hingga sehat.
Pria gondrong bertato itu tak hanya merelakan waktu, namun juga tenaga dan biaya untuk menyelamatkan hewan-hewan. Animal Defenders menyediakan lokasi penampungan di sejumlah tempat. Salah satunya shelter anjing di wilayah Cisalak, Depok, Jawa Barat.
Rumah penampungan Animal Defenders menjadi tempat bernaung seratusanan hewan terlantar. Selain itu, Doni membuka tempat penitipan hewan.
Dengan rekam jejak “wangi” seperti itu, nama Doni begitu harum di kalangan semua pencinta hewan. Dulu.
Sekarang, beda lagi.
ADVERTISEMENT
Setelah Melanie Subono “berkoar-koar” akibat kesulitannya menghubungi Doni ketika hendak mengambil anjingnya, Nina --yang ternyata telah mati sehingga menambah kegaduhan dan tudingan miring terhadap Doni, sejumlah orang lain muncul dengan keluhan persoalan serupa.
Mendengar kabar ketiga anak berbulunya ternyata sudah mati, Kalina kecewa.
“Apa penyebab mereka meninggal? Saya mengerti Mas (Doni) sibuk dengan puluhan atau mungkin ratusan anak kaki empat di shelter. Tapi kalau memang kematian anak kaki empat saya seperti yang diceritakan, kenapa Mas menyanggupi untuk ambil mereka?” kata Kalina melontarkan rentetan pertanyaan via Instagram, karena tak berhasil menghubungi Doni.
ADVERTISEMENT
Kekecewaan Kalina serupa Melanie. Menurut sang artis, Doni mengkhianati kepercayaan yang ia berikan, juga banyak orang lainnya.
Menghilangkan nyawa “anak” tanpa penjelasan, ujar Melanie, sama artinya dengan menabuh genderang perang.
“(Di AD) kekerasan pada manusia, pada binatang. Anjing cuma punya dua kaki bisa dipukulin, dan banyak hal lain yang tidak menyenangkan. Tapi selama ini orang takut bicara karena mengalami ancaman dan intimidasi,” kata Melanie.
Doni dan Animal Defenders pun menerima goncangan. Status “pahlawan” Doni mulai diragukan publik --yang kemudian bahkan melabelinya sebagai penjahat.
ADVERTISEMENT
Menghadapi gempa itu, Animal Defenders mencoba tenang. Dalam klarifikasinya di akun Instagram resmi organisasi itu, AD menyerahkan sepenuhnya kepada tiap orang untuk mendukung mereka atau tidak.
“AD memang tidak sempurna, tapi izinkanlah teman-teman yang tulus mendukung tetap bisa berbuat baik sesuai kepercayaan mereka, tanpa perlu ada hasutan. Kalau memang kami berbuat salah, kami meminta maaf.”
Bekerja menyelamatkan hewan, tegas AD, sama sekali tak seperti yang dibayangkan.
“Ada beban-beban yang bertambah, yang harus kami emban, dan pada akhirnya kami yang akan menjalankannya.”
Doni, dalam salah satu postingannya di Instagram, mempertimbangkan untuk pensiun dari dunia penyelamatan hewan pasca-keriuhan ini.