Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Doni Jawab Melanie Subono: Nina Mati dalam Tidur
17 April 2017 5:52 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Doni Herdaru Tona, founder organisasi penyelamat hewan Animal Defenders Indonesia, mengatakan bahwa Nina, anjing pug milik artis Melanie Subono, bukan mati akibat digigit pit bull. Kejadian Nina digigit dan peristiwa ia mati, menurut Doni, adalah dua hal berbeda.
ADVERTISEMENT
“Kejadian kegigitnya sekitar bulan Maret, lalu kami memanggil dokter. Bulan Oktober-November si Nina wafat dalam tidurnya. Kami gak pernah tahu penyebabnya apa karena selama ini sehat-sehat saja. Dia (saat mati) pun posisinya tiduran, tidak ada bekas luka,” kata Doni kepada kumparan (kumparan.com) di Pawradiso Pet Inn, Tangerang, Banten, Sabtu (15/4).
Ucapan Doni itu berseberangan dengan pernyataan Melanie yang sebelumnya diunggah via video Instagram.
“Gw menemukan dari orang yang bekerja di Animal Defenders --dulu (dia) takut bicara sekarang berani, gue ketemu langsung sama orangnya, yang terjadi pada Nina adalah dia itu digigit oleh pit bull, dan cuma diobatin pake salep. Bolong-bolong kepalanya, tiga hari kemudian meninggal,” kata Melanie.
ADVERTISEMENT
Terhadap sebagian orang yang melontarkan tuduhan tersebut, Animal Defenders maupun Doni telah memberikan klarifikasi. Doni pun, via akun Instagram pribadinya, mengunggah foto rekam medis Nina saat dibawa ke dokter hewan pasca-insiden tergigit.
Namun foto rekam medis itu, menurut Melanie dalam video terbarunya yang diunggah di Instagram kemarin, Minggu (16/4), sama sekali tak relevan. Sebab ia pun saat itu ada di lokasi, alias ikut membawa Nina ke dokter.
ADVERTISEMENT
Dalam videonya, Melanie mengatakan Doni melebarkan persoalan dan memberikan klarifikasi yang justru tak relevan dengan dua pertanyaan yang ia ajukan.
“Entah kenapa ini jadi masalah senegara, padahal awalnya hanya pertanyaan sederhana yang masih sama dengan dari 8 bulan lalu: anak gw meninggal KAPAN dan KENAPA?” tulis Melanie pada keterangan videonya.
“Anak” yang dimaksud Melanie itu tak lain adalah Nina, anjingnya.
Dua pertanyaan Melanie --kapan dan kenapa Nina meninggal-- yang tak dijawab Doni sampai Melanie berang dan mengunggah video beruntun di Instagram sejak pekan lalu, Minggu 9 April, dijawab Doni saat diwawancarai kumparan di shelter Pawradiso Pet Inn miliknya.
Menurut Doni, Nina meninggal bulan Oktober atau November 2016, dalam tidurnya.
“Saya tidak menemukan gejala Nina sakit. Dia wafat dalam tidurnya pagi-pagi, pas mau dikasih makan. Kami gak ngelihat bekas luka, gak ngelihat gejala berliur atau tanda apapun. Sama sekali gak ada. Kalau diautopsi, baru ketahuan masalah sakitnya,” ujar Doni.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan tak menyimpan rekam jejak medis anjing-anjing yang ada di shelter Animal Defenders sebelum mereka diserahkan ke AD.
“Track record anjing yang diserahkan ke kami, kami gak tahu seperti apa. Apakah dulu dia pernah vaksin lengkap atau enggak, pernah sakit apa, ada gangguan organ apa enggak, cek darah lengkap enggak. Kami gak pernah tahu itu, kecuali yang kami pelihara sejak mereka kecil,” kata Doni.
Soal insiden digigitnya Nina oleh anjing lain, Doni mengatakan Nina tidak digigit pit bull, melainkan oleh English Bulldog. Pit bull dan English Bulldog, ujar Doni, adalah dua jenis anjing yang berbeda.
“Selama ini dia (Nina) tidak pernah dicampurkan, gak pernah ditaruh di tempat pit bull. Di area kami, tempat pit bull dibedain, karena pit bull punya daya rusak besar,” ujar Doni.
ADVERTISEMENT
“Yang menggigit (Nina) si English Bulldog, bukan pit bull. Mungkin ada yang memelintir karena gak paham jenis anjingnya. Taunya ‘bull’ doang,” kata Doni.
Anjing yang menggigit Nina, ujar Doni, ialah anjing Melanie lainnya yang bernama Neng. Keduanya saat itu sama-sama dititipkan ke Animal Defenders. Total ada lima ekor anjing milik Melanie yang berada di bawah pengasuhan AD sejak Mei 2016.
“Si Nina memprovokasi Neng, suatu saat Neng merespons dan menggigit Nina sampai perutnya sobek. Saya sendiri yang bawa ke dokter waktu itu, terus Nina dirawat bolak-balik,” ujar Doni.
ADVERTISEMENT
“Si Nina gak pernah provokasi anjing lain. Hanya sama si Neng. Sepertinya ada suatu kejadian sebelumnya (di antara mereka), entah di mana. Kayaknya mereka berdua saling dendam banget.”
Perkelahian para anjing itu pula, kata Doni, yang membuat Melanie menitipkan anak-anak kaki empat berbulunya itu ke Animal Defenders.
“Waktu itu Mbak Melanie ada masalah. Anjingnya sering berkelahi di rumah. Beliau sedang sibuk mondar-mandir ke luar kota, ada tugas. Jadi beliau minta bantuan buat merawat anjing-anjingnya di sini supaya gak berantem lagi,” cerita Doni.
Seiring waktu, ujar Doni, “Ditemukan bahwa tukang ributnya itu si Nina. Beberapa bulan kemudian, Neng boleh pulang (ke Melanie) karena Neng kami lihat gak pernah provokasi anjing lain.”
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Minggu 9 April, dalam tulisan berjudul “Untuk Mas Doni” di blog-nya, Melanie mengatakan Doni-lah yang menawarkan kepada dia untuk mengurus anjing-anjingnya. Karena saat itu Melanie sibuk mengurus perceraian, sekaligus mengalami kecelakaan.
Oleh sebab Melanie dan Doni sudah lama bersabahat, Melanie menerima tawaran Doni.
“Gue kenal Doni udah lama banget. Dia juga anak musik, vokalis. Gue membanggakan tempat itu (Animal Defenders) ke teman-teman lain,” ujar Melanie yang dikenal sebagai aktivis satwa.
Menurut Doni, Melanie salah paham. “Mbak Mel sepertinya disuplai dengan (informasi) yang salah dari oknum-oknum di sekitar dia, atau mereka yang membenci kami memberikan input salah ke Mbak Mel. Lalu Mbak Mel-nya sendiri emosi menerima info itu tanpa mengonfirmasi atau mengklarifikasinya sebelum dicerna lebih lanjut.”
ADVERTISEMENT
Rekam medis Nina dari dokter hewan di Pluit, Jakarta Utara, yang memeriksanya saat dia digigit anjing lain, menurut Doni, bahkan disebut palsu.
“Medical record yang saya post (di Instagram) itu langsung dari dokter. Sekarang Dokter Marda malah dituduh membuat medical record palsu,” kata Doni.
Sementara dalam videonya, Melanie tak menyinggung apapun soal rekam medis palsu. Menurut Melanie, seperti telah disebut di atas, ia justru tahu Nina dibawa berobat bulan April, karena dia juga yang membayar biaya pengobatannya.
Hari ini, Senin (17/4), Melanie mulai merealisasikan ucapannya untuk membawa kasus ini ke ranah hukum. Sebagai langkah pertama, ia akan bertandang ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta untuk membicarakan masalah bantuan hukum dan perlindungan terhadap saksi-saksi.
ADVERTISEMENT
Setelah ke LBH Jakarta, Selasa esok (18/4) Melanie akan melaporkan Doni secara resmi ke Polda Metro Jaya. [Baca: ]
Reporter: Kelik Wahyu