dr Twindy Jelaskan Apa yang Terjadi Ketika Pasien COVID-19 Terkena Happy Hypoxia

27 November 2020 15:08 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr Twindy Rarasati. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
dr Twindy Rarasati. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Pasien COVID-19 yang berstatus tanpa gejala atau OTG sebaiknya tetap waspada. Sebab, tak jarang kondisi tubuh pasien OTG tiba-tiba drop karena menurunnya kadar oksigen di dalam darah.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini disebut dengan Happy Hypoxia. Gejalanya tak hanya ditandai dengan sesak napas, tapi pasien COVID-19 bisa merasakan tubuh lemas hingga pingsan.
"Otak kita butuh oksigen, semua jaringan tubuh kita butuh oksigen. Nah, kalau oksigennya kurang, salah satu implikasi yang timbul adalah penurunan kesadaran. Pasien tampak ngantuk, ngantuk, lalu pingsan dan tidak bisa dibangunkan. Kita menyebutnya penurunan kesadaran," ujar Twindy dalam Live Corona Update bersama kumparan, Jumat (27/11).
Twindy Rarasati. Foto: Instagram @twindyrarasati
Oleh karena itu, pasien corona, baik bergejala maupun tidak, harus terus memantau saturasi oksigen di dalam tubuhnya. Sebab, banyak yang merasa sehat dan baik-baik saja tiba-tiba kondisinya memburuk saat di RS.
"Lalu timbullah metabolisme yang membuat asam. Terus kerusakan jaringan akibat kekurangan oksigen," ungkap Twindy.
ADVERTISEMENT
Infografik Waspada Happy Hypoxia. Foto: Hod Susanto/kumparan
Normalnya, saturasi oksigen berada pada rentang 95–100%. Ketika kadar oksigen diukur, pasien COVID-19 banyak yang berada di bawah angka normal.
Jika lengah atau dibiarkan, kekurangan oksigen di dalam darah bisa sangat fatal. Sebab, terjadinya kerusakan jaringan akan berpengaruh ke fungsi organ dan gangguan kesehatan.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: