Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut dr Twindy , masih ada cara lain untuk menghilangkan penat. Apalagi, penularan kasus COVID-19 di Indonesia saat ini sangat tinggi, kasus melonjak usai libur panjang.
"Pikirkan itu sebelum liburan, worth it, enggak? Segitu banyak prosedur, ada risiko, saya dan orang tua kena, dan jadi saran saya coba berpikir panjang dan planning mitigasi bencana, kalau ada yang kurang mantap mending jangan dulu," ujar dr Twindy yang juga penyintas COVID-19, dalam live corona update bersama kumparan, Jumat (27/11).
Twindy mengingatkan, kegiatan liburan bisa dilakukan kapan saja. Akan lebih bijak jika dilakukan usai pandemi, atau setidaknya saat kasus melandai.
"Karena, toh, masih ada waktu lain saat tak pandemi, dan masih ada cara lain menghilangkan kepenatan dengan risiko tinggi kayak travelling," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Twindy mengaku memiliki rekan yang memutuskan untuk liburan. Namun, tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Pilih cara lebih baik untuk menghilangkan kepenatan. Ada kawan saya, misalnya, liburan prokes. Tapi dengan milih dengan bijak, pilih maskapai penerbangan," ungkapnya.
Meski semua orang tak ingin mengidap COVID-19, Twindy menyebut tidak ada salahnya membuat mitigasi bencana. Sehingga, jika ada kabar tidak menggembirakan setelah berlibur, seseorang sudah mempersiapkan diri.
"Meskipun keluar dari rumah juga berisiko, mitigasi bencana juga penting. Kalau kita kena, kita harus ngapain. Kalau kena ke RS mana untuk kita datangi, dibiayai siapa, apakah negara atau asuransi lain," pungkas Twindy.