Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Duka dan Tangis Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Lampu Merah Cibubur
20 Juli 2022 8:48 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sejumlah anggota keluarga kecelakaan maut truk tangki Pertamina di Cibubur, menunggu jenazah korban di RS Polri, Kramat Jati, Selasa (19/7).
Pantauan kumparan, penyerahan jenazah korban sempat diwarnai isak tangis. Hingga saat ini, baru ada 7 jenazah di RS Polri yang telah teridentifikasi.
Seluruh jenazah yang telah teridentifikasi juga telah diserahkan ke pihak keluarga.
Keluarga Korban Tabrakan Maut Truk Pertamina Cibubur Didampingi Psikolog
Psikolog RS Polri Arie Astuti mengatakan, pihaknya bakal memberikan pendampingan secara psikis kepada para keluarga korban kecelakaan.
"Karena memang pastinya ada dampak psikologis pasca kehilangan gitu. Jadi biasanya mereka yang pertama kali lihat adalah syoknya. Mereka syok gitu sehingga membutuhkan penanganan psikologis pertama," kata Arie di RS Polri Kramat Jati, Selasa (19/7).
ADVERTISEMENT
Arie menjelaskan, pendampingan psikologi kepada para keluarga korban memiliki jangka waktu yang bervariasi. Menurutnya, kepada keluarga terdekat yang ditinggalkan memberikan dukungan psikologis bukan hal yang mudah.
"Biasanya kehilangan orang terdekat itu tidak mudah ya, apalagi kita lihat kalau hubungan mereka dekat. Jadi seperti tadi bahwa si anak kehilangan kedua orangtuanya secara bersamaan pastinya itu membutuhkan waktu yang cukup panjang. Itu dipengaruhi juga faktor kedekatannya sebelumnya seperti apa," terangnya.
Momen Terakhir Ruslan, Korban Kecelakaan Sebelum Meninggal Ditabrak Truk Pertamina
Muhammad Ruslan (44) menjadi salah satu korban tewas dalam kecelakaan truk tangki Pertamina di kawasan Cibubur, Bekasi, Jawa Barat pada Senin (18/7) sore.
Adik kandung Ruslan, Ahmad Riad (39) bercerita, kakaknya sehari-harinya bekerja sebagai kurir gigi palsu ke setiap dokter gigi. Namun di hari itu, Ruslan menunjukkan sikap yang tidak biasa.
ADVERTISEMENT
"Dia juga jalan bilang sama orang tua tumben cium tangan. Biasanya enggak. Itu yang jadi orang tua heran 'oh ya mamah doain deh. Hati hati ya di jalan'," kata Riad di RS Polri Kramat Jati, Selasa (19/7).
Di hari itu juga, burung peliharaan kesayangan Riad lepas dari sangkarnya.
"Saya nih pribadi burung saya lepas. Burung kesayangan itu tumben-tumbenan. Akhirnya saya juga lupa nutupin pintu burung. Burung kesayangan banget itu," tuturnya.
Malam pun tiba. Riad dan keluarga pun masih belum menyadari Ruslan telah tiada. Mereka masih menanti kepulangannya.
"Kita juga udah nungguin dari malam, dari pagi eh dari pas sore kirain pulang jam 11 gitu. Orang tuanya juga udah nangis-nangisan, saya digedor-gedor saya pikir kenapa nih, Ruslan belum pulang," ucap dia.
Duka Anak Semata Wayang Lepas Peltu Suparno, Korban Kecelakaan Truk Pertamina
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Suasana duka menyelimuti kediaman anggota TNI AL Peltu Suparno di Kompleks TNI AL, Desa Sukamanah, Kecamatan Jonggol, Bogor, Jawa Barat. Peltu Suparno dan istrinya Priastini merupakan korban tewas akibat kecelakaan maut truk Pertamina di Jalan Alternatif Cibubur, Bekasi, pada Senin (18/7) kemarin.
Anak semata wayang Peltu Suparno, Bayu, tak kuasa membendung tangisnya saat melepas kepergian ayah dan ibunya ke liang lahat. Sementara suasana di rumah duka, terlihat berjejer sejumlah karangan bunga, salah satunya dari Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono dan istri.
Selain itu, sejumlah perwira TNI AL turut melayat ke rumah duka. Salah satunya staf KSAL Letkol Rapim Atmoko Wibowo.
Pada kesempatan itu, Rapim mengenang sosok Peltu Suparno. Rapim menyebut, selama ini Peltu Suparno merupakan prajurit yang baik serta pekerja keras.
ADVERTISEMENT
"Kalau dikasih kerjaan beliau langsung aksi. Jadi menurut saya beliau orang baik di kesatuan kami sendiri kami merasa kehilangan dengan meninggalnya beliau," kata Rapim, Selasa (19/7).
Menurut Rapim, tak ada yang menyangka atas meninggalnya Peltu Suparno. Pihak TNI AL, kata dia, sangat kehilangan sosoknya.
"Komunikasi saat kerja, kerja seperti biasa tidak ada firasat apa pun. Kesan kami setiap ada tugas pasti langsung dikerjakan. Kami sebagai atasan juga merasa kehilangan sosok beliau," tutur Rapim.
TNI AL, lanjut dia, akan menanggung biaya pendidikan anak Peltu Suparno, yang saat ini masih kuliah. Selain itu, kata dia, pihak Pertamina juga mengaku akan bertanggung jawab atas peristiwa kecelakaan yang menewaskan total 10 orang ini.
"Sedang menyelesaikan skripsi semester 8 di Universitas Gunadarma," kata Rapim soal anak tunggal korban Suparno.
ADVERTISEMENT
"Mereka (Pertamina) sangat bertanggung jawab atas kejadian ini walaupun ini kecelakaan. Karena kecelakaan kita juga tidak mau, karena musibah mereka bertanggung jawab. Begitu jenazah sampai rumah sakit, Pertamina dan Jasa Raharja langsung datang," tandasnya.