Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Duterte Tuding Situs Berita Rappler Disponsori CIA
23 Februari 2018 5:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menuding situs berita Rappler mencoba merongrong pemerintahnya karena mendapat dukungan dari badan intelijen Amerika Serikat, CIA.
ADVERTISEMENT
"Itu adalah sejarah CIA. Mereka terlihat setelah pembangkangan politik dan akhirnya mereka akan memilih kandidat yang bisa mereka pesan," ujar Duterte seperti dilansir Reuters, Kamis (22/2).
Duterte mengatakan, Rappler memiliki reputasi dalam laporan investigasi dan pertanyaan-pertanyaan yang tajam. Hal itu ia lihat sebagai kemungkinan CIA telah mensponsori Rappler untuk melemahkan pemerintahannya.
Ini bukan pertama kalinya Duterte menuding CIA memiliki keterkaitan dengan Rappler. Duterte juga tidak menampik kekesalannya terhadap AS yang telah mengecam kebijakannya menembak mati para pelaku penyalahgunaan narkoba.
Rappler, dalam sebuah beritanya menegaskan, posisinya bahwa 100 persen dimiliki oleh orang-orang Filipina dan sama sekali tidak dikontrol oleh CIA. Rappler menyebut keputusan Duterte untuk melarangnya adalah contoh dari kekuatan yang mengintimidasi jurnalis independen.
ADVERTISEMENT
Duterte mengatakan, Rappler bukan lagi media yang sah berdasarkan pada putusan Komisi Sekuritas dan Bursa Filipina (SEC). SEC menyatakan lisensi Rappler dicabut karena pelanggaran kepemilikan terhadap salah satu investor Amerika. Hingga saat ini Rappler masih mengajukan banding terkait putusan tersebut.
"Saya sekarang meminta tindakan eksekutif berdasarkan keputusan SEC," kata Duterte.
Duterte diketahui sering berselisih dalam acara jumpa media dengan jurnalis Rappler yang bertugas di istana kepresidenan, Pia Ranada. Presiden berusia 72 tahun ini juga beberapa kali menunjukkan rasa kesal pada pengawasan terhadap perang narkoba yang dicanangkannya.
Salah satu artikel Rappler yang dinilai kontroversial adalah memuat tajuk utama yang mengatakan bahwa ajudan terdekat Duterte, Christopher Go, telah "melakukan intervensi" dalam pengadaan fregat atau kapal angkatan laut.
ADVERTISEMENT
Hal itu menyebabkan Duterte marah dan mengatakan Rappler telah "membuang sampah" dan merupakan "situs berita palsu"