Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Eks Kepala Intelijen Jadi PM Baru Belanda, Bukan Geert Wilders yang Antimuslim
2 Juli 2024 10:37 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Bukan tokoh antimuslim, Geert Wilders, yang akan jadi Perdana Menteri (PM) baru Belanda. Orang nomor satu di Negeri Tulip akan dijabat Dick Schoof.
ADVERTISEMENT
Dick Schoof adalah eks kepala badan intelijen Belanda. Dia akan dilantik pada Selasa (2/7) ini untuk menggantikan PM sebelumnya Mark Rutte yang sudah berkuasa selama lebih dari satu dekade.
Politik Belanda sejak pemilu digelar pada 2023 lalu berada dalam ketidakpastian mengenai sosok yang akan memimpin koalisi sayap kanan.
Itu bermula ketika Wilders yang memimpin Partai Kebebasan (PVV) secara mengejutkan berhasil menang pemilu Belanda.
Akan tetapi mimpi sosok kontroversial ini untuk memimpin Belanda terpaksa dikubur dalam-dalam.
Negosiasi koalisi sayap kanan gagal menyepakati Wilders untuk menjadi kepala pemerintahan. Sejumlah anggota koalisi mempertimbangkan sikap antimuslim dan euroskeptis yang digaungkan Wilders terlalu ekstrem.
Sehingga Wilders tidak bisa mendapat sokongan untuk memimpin Belanda. Oleh sebab itu, Wilders hanya akan memimpin koalisi tapi tidak menjadi PM Belanda.
ADVERTISEMENT
Setelah berbagai pertimbangkan dan kompromi, nama Dick Schoof (67) akhirnya mencuat. Dick Schoof telah pula menyatakan kesediaan mengemban tugas sebagai perdana menteri.
"Saya punya keinginan untuk menjadi perdana menteri bagi seluruh rakyat Belanda," kata Schoof seperti dikutip dari AFP.
"Saya tanpa partai. Saya tidak melihat diri saya akan menjilat Bapak Wilders," sambung dia.
Pengalaman Schoof
Sebagai eks pimpinan intel Belanda, Schoof memainkan peran penting khususnya penyelidikan jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 pada Juli 2024.
Mayoritas penumpang MH17 adalah warga Belanda. Pesawat nahas itu jatuh akibat hantaman rudal buatan Rusia yang dilepaskan dari wilayah konflik di Ukraina.
Selain tugas intelijen, Schoof turut pula punya pengalaman politik. Ia pernah bergabung dengan partai berhaluan kiri, Partai Buruh.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, pemimpin buruh Frans Timmermans menyatakan dukungan terhadap Schoof.
Wilders yang Anti-Islam
Sementara itu, Wilders yang harusnya jadi PM Belanda telah lama dikenal sebagai tokoh kanan ekstrem.
Wilders bahkan secara eksplisit sering mencela agama Islam dan Nabi Muhammad SAW, menggaungkan kampanye pemilu yang berfokus pada penanggulangan imigrasi dan inflasi. Dua masalah itu yang membuat pemerintahan Perdana Menteri Mark Rutte selama 13 tahun lantas runtuh pada 2023.
Bahkan kampanye partai Wilders disebut beberapa analis sangat radikal. Karena, mereka menyerukan larangan terhadap pembangunan masjid, penyebaran kitab suci Al-Quran, bahkan penggunaan hijab.
Selain itu, PVV mendesak referendum tentang 'Nexit' — gagasan Belanda keluar dari Uni Eropa, seperti yang dilakukan Inggris pada 2018. Wilders juga menentang pasokan persenjataan ke Ukraina, berbeda jauh dengan yang digaungkan di era pemerintahan Rutte.
ADVERTISEMENT