Eks Politisi PSI Michael Sianipar Gabung Perindo

Michael Victor Sianipar semasa menjadi politisi PSI. Foto: Instagram/@michaelvsianipar

Mantan Ketua DPW PSI Jakarta, Michael Victor Sianipar, resmi bergabung ke Partai Perindo.

“Saya berterima kasih kepada Ketua Umum, Sekjen, dan jajaran DPP sudah menerima dan memberi saya amanah. Saya harap ke depan lebih banyak lagi pemuda yang bertekad membangun bangsa, dan Perindo adalah platform yang tepat bagi pemuda untuk berperan,” kata Michael dalam acara deklarasi di kantor DPP Perindo di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (24/1).

Michael memberi alasan kenapa memilih bergabung ke partai besutan Hary Tanoesoedibjo ini. Menurut dia, Perindo memberikan ruang yang luas, khusunya bagi politisi muda.

Di Perindo, Michael dipercaya menjadi Ketua DPP bidang Ekonomi Kreatif dan Digital. Ia juga diberi target untuk mempersiapkan kader sebagai caleg DPR dan DPRD.

“Saya ditugaskan ketua umum untuk mengumpulkan dan mempersiapkan politisi muda untuk maju di Perindo. Pemuda yang punya gagasan, idealisme, dan semangat membangun Indonesia. Target yang diberikan kepada saya adalah mendapatkan dan mempersiapkan 100 pemuda untuk maju menjadi caleg DPR RI dan 2.000 pemuda untuk maju di DPRD Provinsi/Kota/Kabupaten,” jelas Michael.

Michael juga percaya bahwa Perindo dapat bersaing dengan partai lainnya, bahkan dengan parpol yang saat ini masuk parlemen. Menurut dia, Perindo memiliki arah yang jelas, khususnya bagi politisi muda yang tidak memiliki modal untuk mengarungi kancah politik.

Selain itu, memasuki tahun-tahun politik, ia percaya Perindo meredam polarisasi atau perpecahan di masyarakat dan bisa menjadi penyambung aspirasi masyarakat.

“Kita butuh kekuatan politik yang tidak terjebak di dikotomi kiri dan kanan. Politik harus kita kembalikan ke adu gagasan, ke partai mana yang paling bisa meyakinkan publik dan get things done, fokus kepada politik kesejahteraan yang berorientasi pada hasil. Inilah perjuangan Perindo,” tutup Michael.

Pada awal Desember 2022, Michael resmi mundur dari PSI. Ia mundur lantaran merasa perjuangan politiknya hanya bisa dilanjutkan di luar PSI.