Eks Presiden Korsel, Park Geun-hye, Bebas

31 Desember 2021 17:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Korea Selatan Park Geun Hye. Foto: Reuters/Kim Hong-Ji
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Korea Selatan Park Geun Hye. Foto: Reuters/Kim Hong-Ji
ADVERTISEMENT
Setelah hampir 5 tahun menjalani masa tahanan akibat korupsi, eks Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, bebas pada Jumat (31/12). Ia bebas setelah diberi amnesti oleh Presiden Moon Jae-in.
ADVERTISEMENT
Park (69) merupakan presiden terpilih secara demokratis pertama yang dimakzulkan oleh Mahkamah Konstitusi Korsel pada 2017 silam.
Ia terjerat dalam kasus korupsi serta penyalahgunaan kekuasaan. Pada Januari 2021, Pengadilan Korsel mempertahankan hukuman 20 tahun penjara terhadap Park.
Saat itu, ia diputuskan bersalah atas kolusi dengan rekannya dan menerima dana senilai puluhan miliar won dari Samsung dan Lotte, perusahaan besar Korsel.
Namun, pekan lalu, Presiden Moon Jae-in memutuskan untuk memberikan pengampunan kepada presiden wanita pertama Korsel ini.
Mantan Presiden Korsel Park Geun-hye Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji
Keputusan Moon diambil atas dasar kondisi kesehatan Park yang menurun dan sebagai tanda harapan untuk “meninggalkan masa lalu yang buruk serta mendorong persatuan nasional.”
Kementerian Kehakiman Korsel mengirimkan amnesti tersebut ke rumah sakit tempat Park dirawat selama satu bulan lamanya.
ADVERTISEMENT
Hingga hari ini, Jumat (31/12), Park masih berada di rumah sakit.
Pengacara Park mengungkapkan, mantan presiden itu sudah menyatakan permintaan maaf karena sudah menyebabkan kekhawatiran dan berterima kasih kepada Moon atas “keputusan yang berat.”
Aksi pendukung Park Geun-hye Foto: Reuters/Kim Hong-Ji
Bebasnya Park dari penjara bersamaan dengan partai lamanya, Partai Kekuatan Rakyat—partai konservatif oposisi—tengah dalam persaingan sengit dengan Partai Demokrat—partai Presiden Moon—dalam Pilpres Korea.
Masih belum diketahui apakah Park akan kembali terjun ke dunia politik setelahnya atau tidak. Namun, dalam memoir Park yang dirilis pada Kamis (30/12), Park mengatakan hukuman yang dijatuhkan pada 2017 lalu bermotif politik.
Kantor berita Yonhap melaporkan, sekitar 200 orang melakukan protes di pusat kota Seoul, menolak pembebasan Park.
Sedangkan ratusan pendukung Park memenuhi rumah sakit tempatnya dirawat pada Kamis (30/12). Seribu buket bunga tampak meramaikan lokasi.
ADVERTISEMENT