Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Eks Wapres AS Mike Pence Nyatakan Tak Dukung Trump di Pilpres
16 Maret 2024 11:57 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Eks Wakil Presiden AS Mike Pence menyatakan pada Jumat (15/3) tidak akan mendukung Donald Trump yang kembali maju di Pilpres AS.
ADVERTISEMENT
"Tidak mengherankan jika saya tidak mendukung Donald Trump tahun ini," kata Pence dalam wawancara dengan Fox News, dikutip dari AFP, Sabtu (16/3).
Media AS menyebut pengumuman tersebut "mengejutkan," meski pada kenyataannya perpecahan yang mendalam telah memisahkan keduanya sejak tidak lagi menjabat. Sehingga jika dukungan diberikan akan menjadi sebuah kejutan.
Hubungan keduanya menjadi asing sejak Trump mencoba menekan Pence untuk membantunya membalikkan kekalahannya pada Pilpres 2020 dari Joe Biden, berulang kali menyerangnya di media sosial ketika Pence tidak setuju dengan skema itu.
Setelah berbagai upaya Trump dan sekutunya untuk menumbangkan hasil pemilu gagal, dia mengarahkan massa pendukungnya untuk demo di Capitol, di mana mereka menyerbu gedung itu dan beberapa di antaranya berteriak "gantung Mike Pence!"
ADVERTISEMENT
Pence mengatakan kepada Fox News bahwa Trump "mengejar dan mengartikulasikan agenda yang bertentangan dengan agenda konservatif yang kami kelola selama 4 tahun".
Pence tidak menawarkan dukungan alternatif -- ada beberapa kandidat dari pihak ketiga yang mencalonkan diri-- dan dia juga mengatakan tidak akan pernah memilih Biden.
Pence memberikan pengabdian yang setia kepada Trump selama menjabat. Namun, dia menyebut tindakan Trump pada 6 Januari 2021 itu "sembrono" dan menyebut bahwa Trump "membahayakan saya dan keluarga".
Trump menuntut Pence untuk menggagalkan sertifikasi kemenangan Biden dalam pemilu Kongres. Pence menolak tuntutan itu sehingga menjadi musuh pengikut setia Trump.
Pence juga menjadi berita utama yang tidak menyenangkan setelah meninggalkan jabatannya karena FBI menggeledah rumahnya. Penggeledahan itu bagian dari skandal Washington terkait kesalahan penanganan dokumen rahasia.
ADVERTISEMENT
Pence juga diminta pengadilan untuk bersaksi di depan penyelidik federal terkait kerusuhan Capitol, tapi dia menolak.
Meski demikian, dia juga membela rekor pemerintahan Trump, menyebut bahwa "sangat bangga" dengan pencapaiannya.
"Itu adalah catatan konservatif yang membuat Amerika lebih makmur, lebih aman, dan melihat kaum konservatif ditunjuk untuk mengisi pengadilan kita di dunia yang lebih damai," katanya.
"Meski demikian, selama kampanye kepresidenan, saya telah menegaskan bahwa ada perbedaan besar antara saya dan Presiden Trump dalam berbagai isu," pungkasnya.
Pence merupakan salah satu pesaing awal Trump dalam pemilihan pendahuluan menjelang Pilpres 2024. Pada akhirnya, Pence mengundurkan diri dari pencalonan pada Oktober 2023 lalu setelah gagal menghasilkan 2 digit jajak pendapat.