Enam Fakta Aksi Massa Bela Islam 64

7 April 2018 7:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi bela Islam 64 di Bareskrim. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi bela Islam 64 di Bareskrim. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sejumlah ormas islam menggelar Aksi Bela Islam 64 memprotes puisi Sukmawati Soekarnoputri berjudul 'Ibu Indonesia' pada Jumat (6/4). Di bawah teriknya matahari, mereka ramai-ramai mendatangi Bareskrim Mabes Polri, Gambir Jakarta Pusat meminta polisi segera mengadili Sukmawati.
ADVERTISEMENT
Kontroversi bermula saat Sukmawati membacakan puisi tersebut di acara peringatan '29 Tahun Anne Avantie Berkarya.' Puisinya kontroversial karena dianggap menyinggung syariat islam. Sejumlah pihak pun beramai ramai melaporkan Sukmawati ke polisi.
kumparan (kumparan.com) mencoba merangkum sejumlah fakta terkait aksi bela islam 64:
1. 6.500 Aparat TNI-Polri ikut amankan aksi
Polisi kawal aksi bela islam 64 (Foto: Soejono Eben Ezer Saragih/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Polisi kawal aksi bela islam 64 (Foto: Soejono Eben Ezer Saragih/kumparan)
Massa aksi mulai bergerak dari Masjid Istiqlal Jakarta pukul 13.00 WIB. Usai menggelar salat Jumat bersama, ribuan massa melakukan long march ke Bareskrim Mabes Polri.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menyebut ribuan aparat gabungan TNI-Polri dipersiapkan mengamankan jalannya aksi. "Petugas gabungan Polri dan TNI yang dikerahkan untuk mengamankan aksi sekitar 6.500 personel," kata Argo lewat keterangan tertulis, Jumat (6/4).
ADVERTISEMENT
Mereka menuntut agar Polri menangkap, mengadili dan memenjarakan penista agama, sebagai reaksi atas puisi 'Ibu Indonesia' yang dibacakan Sukmawati Soekarnoputri. Akibat aksi ini, Jalan Medan Merdeka Timur tak dapat dilalui kendaraan.
2. Penumpang Stasiun Gambir bisa naik KA dari Jatinegara
Untuk mengantisipasi terhambatnya perjalanan calon penumpang kereta api menuju Stasiun Gambir, PT KAI Daop 1 Jakarta melakukan rekayasa pola operasi kereta api. Mulai pukul 12.35 WIB sampai 18.45 WIB, sepuluh kereta yang berangkat dari Stasiun Gambir berhenti luar biasa (blb) di Stasiun Jatinegara.
"Jadi penumpang kereta api yang kesulitan untuk menuju ke Gambir bisa naik dari Stasiun Jatinegara. Biasanya, kereta api keberangkatan Stasiun Gambir tidak berhenti di Stasiun Jatinegara. Hal ini demi memudahkan pelayanan penumpang," terangnya lagi," jelas Senior Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Edy Kuswoyo, dalam keterangan tertulis, Jumat (6/4).
Jadwal KA yang berhenti di Stasiun Jatinegara. (Foto: Dok. KAI)
zoom-in-whitePerbesar
Jadwal KA yang berhenti di Stasiun Jatinegara. (Foto: Dok. KAI)
Penumpang di Stasiun Gambir juga mendapatkan pemberitahuan berupa pesan singkat dari KAI21 untuk datang ke stasiun lebih awal mengantisipasi keterlambatan keberangkatan KA.
ADVERTISEMENT
3. Ada yang jual kaos #2019GantiPresiden
Penjual kaos #2019GantiPresiden di Istiqlal. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penjual kaos #2019GantiPresiden di Istiqlal. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Para pedagang juga tak mau kalah ambil bagian dalam aksi ini. Salah satu sudut Masjid Istiqlal menarik perhatian massa aksi, lantaran menjual kaus bertuliskan #2019GantiPresiden.
Gerakan ini belakangan memang banyak muncul di media sosial. Salah satu penjual kaus, Dede Sunandar (28) mengatakan baju tersebut dibuatnya sendiri.
“Kalau di online kita jual Rp 120.000 yang poliflex, yang manual lengan pajang Rp 75.000 lengan pendek Rp 70.000,” ujar Dede kepada kumparan (kumparan.com) di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (6/4).
Baju tersebut memiliki tiga warna yaitu merah, putih, dan hitam. Tulisannya mulai dari #2019presidenbaru, #2019gantipresiden, dan #gantipresiden2018.
4. 10 perwakilan massa akhirnya audiensi dengan Bareskrim
Perwakilan Aksi Bela Islam 64 bertemu Bareskrim. (Foto: Soejono Eben Saragih/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perwakilan Aksi Bela Islam 64 bertemu Bareskrim. (Foto: Soejono Eben Saragih/kumparan)
10 orang yang mewakili massa melakukan audiensi dengan Bareskrim Mabes Polri. Mereka adalah Ketua Umum Alumni 212 Slamet Maarif, Ustaz Asep Syarifuddin, KH Abdullah Syafii, Nur Sukma, Dedi, Eggi Sudjana, Habib Muchsin bin Zaid, Haji Encep, Habib Salim, dan seorang perwakilan ulama dari Solo.
ADVERTISEMENT
Perwakilan massa aksi diajak masuk ke Ruang SPKT Bareskrim Polri. Mereka diterima oleh Kasubdit II Dittipidum Bareskrim Polri Kombes Pol Joko Purwanto.
Salah satu poin pertemuan itu, mereka meminta agar Bareskrim Polri jangan memperlakukan Sukamawati sama dengan Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait hal yang sama beberapa waktu lalu.
5. Ada Asma Dewi ikut aksi
Asma Dewi hadir bersama massa Aksi Bela Islam. (Foto: Soejono Saragih/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Asma Dewi hadir bersama massa Aksi Bela Islam. (Foto: Soejono Saragih/kumparan)
Terpidana kasus ujaran kebencian, Asma Dewi juga hadir dalam Aksi Bela Islam 64 di Bareskrim Polri. Dia juga menyerukan agar polisi melanjutkan proses hukum terhadap Sukmawati.
"Jadi harus semua sama di mata hukum. Harus diproses, harus merasakan bagaimana rasanya dizolimi dengan perbuatan dia sendiri gitu lo karena saya juga dizolimi," kata Asma di depan Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta, Jumat (6/4).
ADVERTISEMENT
6. Aksi juga digelar di daerah lain
Aksi 212 Jilid 2 Di Mapolda Sumut (Foto: Ade Nurhaliza/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi 212 Jilid 2 Di Mapolda Sumut (Foto: Ade Nurhaliza/kumparan)
Gabungan berbagai organisasi Islam Kota Medan menggelar aksi damai di Mapolda Sumut, Medan, Jumat (6/4). Dalam aksi ini, para demonstran beberapa kali meneriakkan untuk menangkap Sukmawati, karena dianggap telah menistakan agama Islam.
Awalnya massa berkumpul dari Masjid Agung Medan untuk salat Jumat terlebih dahulu. Usai salat mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke Mapolda Sumut.
Setibanya seluruh massa di Mapolda, demonstran diizinkan untuk berunjuk rasa di halaman utama. Jumlah massa yang diperkirakan mencapai puluhan ribu ini berkali-kali takbir sambil mengepalkan tangan mereka ke udara.
"Secara nyata-nyata, tegas-tegas, menghina ajaran islam. Kalau Ahok yang lalu menghina Al-Maidah ayat 51, Sukmawati menghina Al-Maidah ayat 58," ujar juru bicara aksi, Rafdinal.
ADVERTISEMENT
Tak hanya di Medan, aksi bela Islam itu juga dilakukan di Alun-alun Kota Tegal usai salat Jumat di Masjid Agung. Berdasarkan pantauan Panturapost.id di lokasi, ribuan umat Islam itu sudah berkumpul sejak sebelum salat Jumat. Ketika selesai salat, mereka langsung merapat ke Alun-alun Kota Tegal.
Aksi Bela Islam 64 di Tegal (Foto: Yunar Rahmawan/Panturapost.id)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Bela Islam 64 di Tegal (Foto: Yunar Rahmawan/Panturapost.id)