Erdogan Dukung Perang di Nagorno-Karabakh, Rusia Minta Kekerasan Dihentikan

20 September 2023 11:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meresmikan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama Turki melalui tautan video, di istana Presiden di Ankara, Kamis (27/4/2023). Foto: Kepresidenan Turki melalui AP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meresmikan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama Turki melalui tautan video, di istana Presiden di Ankara, Kamis (27/4/2023). Foto: Kepresidenan Turki melalui AP
ADVERTISEMENT
Turki dan Rusia punya pandangan berbeda atas perang pecah di Nagorno-Karabakh. Kekerasan bersenjata itu melibatkan Azerbaijan melawan kelompok separatis yang didukung Armenia.
ADVERTISEMENT
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan dukungan penuh atas keputusan Azerbaijan menyerbu Nagorno-Karabakh.
Turki dikenal sebagai sekutu dekat Azerbaijan yang mayoritas penduduknya Muslim. Turki turut pula menganggap Armenia sebagai salah satu rival.
Asap membubung di atas wilayah yang menurut Azerbaijan menampung posisi pasukan Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri di Azerbaijan, Selasa (19/9/2023). Foto: Defense Ministry of Azerbaijan
"Kami mendukung langkah Azerbaijan, dengan mereka kami bertindak bersama dengan moto satu bangsa dua negara, untuk mempertahankan integritas teritorialnya," kata Erdogan seperti dikutip dari AFP.
Saat perang di Nagorno-Karabakh pecah tiga tahun lalu, Turki menyuplai Azerbaijan dengan drone dan senjata lainnya.
Sementara, Rusia pada Rabu (29/9) meminta agar pertempuran di Nagorno-Karabakh segera dihentikan.
Sebelumnya saat perang Nagorno-Karabakh pecah pada 2020 Rusia berperan sebagai mediator Azerbaijan dan Armenia yang berkonflik.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menyampaikan pernyataan bersama setelah pertemuan mereka di Sochi pada 26 November 2021. Foto: Mikhail Klimentyev/SPUTNIK/AFP
"Terkait eskalasi tajam dan bersenjata di Nagorno-Karabakh, kami mendesak agar pihak berkonflik segera menghentikan pertumpahan darah, stop permusuhan, dan mengeleminasi korban sipil," ucap Kemlu Rusia.
ADVERTISEMENT
Pada 2020 lalu untuk mengakhiri konflik di Nagorno-Karabakh antara Armenia dan Azerbaijan, Rusia mengerahkan 2000 pasukan penjaga perdamaian. Pengiriman itu adalah bagian dari gencatan senjata yang disepakati oleh dua negara pecahan Uni Soviet tesebut.
"Yang terpenting sekarang adalah segera kembali pada implementasi perjanjian trilateral pada tingkat tertinggi," kata Kemlu Rusia.