Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Waketum Gerindra Fadli Zon menilai apa yang dilakukan Jokowi tidak menjawab persoalan substansial yang terjadi pada masyarakat di tengah wabah corona. Menurut dia, masalah ekonomi rakyat yang terdampak corona tidak hanya terjadi di satu gang yang ia kunjungi tersebut.
"Persoalannya rakyat terdampak bukan hanya di gang itu, atau di RT itu atau di RW itu, tapi luas sekali," kata Fadli ketika dihubungi, Jumat (1/5).
Lebih baik, kata Fadli, seorang Presiden mengambil langkah yang strategis dengan cara membuat kebijakan yang dapat dirasakan semua rakyat Indonesia. Sebab, masalah distribusi bansos terkait virus corona belum merata dan masih banyak hal yang harus dibenahi.
Selain itu, blusukan di satu atau dua gang, menurut Fadli hal itu tidak dapat menghadirkan keadilan yang merata.
ADVERTISEMENT
"Presiden buatlah keputusan dan kebijakan yang menjangkau semua. Adil dan merata. Blusukan ke salah satu gang dari puluhan ribuan gang di Jawa terkesan sekadar pencitraan," ujar Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR ini.
Menurut Fadli, blusukan seperti itu hanya menimbulkan rasa senang bagi segelintir rakyat yang dikunjungi Jokowi. Tapi ingat bahwa masih ada jutaan warga Indonesia lainnya yang mengharapkan bantuan serupa.
"Beberapa rumah yang dikunjungi tentu senang. Tapi jutaan warga lain belum tentu terima bantuan yang diharapkan," tutupnya.
Dalam video yang dibagikan Biro Pers Istana, terlihat Presiden Jokowi dengan didampingi Paspampres mendatang beberapa rumah warga. Ia juga terlihat membagikan sembako sekaligus BLT ke beberapa warga setempat.
ADVERTISEMENT
Jokowi sempat ngobrol dengan warga yang dikunjunginya. Saat ngobrol, masker yang digunakan tidak menutup bagian mulut dan hidung.
=======
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )
**
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.