Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fadli Zon: Peradaban Islam di Indonesia Sudah Ada Sejak Abad 1 Hijriah
10 Desember 2024 20:55 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengungkapkan peradaban Agama Islam di Indonesia sudah ada sejak abad pertama hijriah. Hal tersebut dia sampaikan dalam sambutan acara Festival Harmoni Istiqlal, di Kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Selasa (10/12).
ADVERTISEMENT
Fadli Zon mengajak Menteri Agama Nasaruddin Umar yang turut hadir dalam acara untuk menulis ulang sejarah peradaban Islam tersebut. Dia mengatakan, sejarah tersebut dibuktikan dari pertemuan artefak berupa koin-koin dalam Situs Bongal di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
“Jadi (sejarah peradaban) Islam di Indonesia ini mungkin perlu kita tulis ulang juga Pak Menteri Agama karena dalam Situs Bongal yang ada di Tapanuli Tengah, kita temukan banyak sekali artefak koin-koin bahwa Islam masuk di Indonesia ini sejak abad pertama Hijriah,” kata Fadli Zon dalam sambutan Acara Festival Harmoni Istiqlal, di Kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Selasa (10/12).
Fadli Zon menjelaskan, sejak abad ketujuh Masehi atau setara abad pertama Hijriah, koin-koin dari Dinasti Umayyah dan Abbasiyah sudah ditemukan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bahkan sejak zaman Kerajaan Majapahit, kata Fadli Zon, Agama Islam berkembang begitu pesat hingga menjadi agama terbesar ketiga pada masa itu.
“Jadi sejak abad ketujuh Masehi sudah masuk banyak sekali temuan koin-koin dari Dinasti Umayyah dan sampai terus ke Dinasti Abasiyah,” tuturnya.
“Jadi Islam bukan masuk dari abad ketiga. Saya kira lebih awal dari itu. Termasuk ketika di Era Majapahit (Agama Islam) Itu sudah berkembang. Bahkan sudah menjadi agama ketiga terbesar di era (tersebut),” tambah dia.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Agama Nasaruddin Umar, menanggapi rencana Fadli Zon yang mengajaknya untuk menulis ulang sejarah peradaban Islam di Indonesia.
Nasaruddin mengatakan, akan menelusuri terlebih dahulu setiap peninggalan Islam yang ada di Indonesia. Sebab sampai saat ini sisa-sisa peninggalan Islam di Indonesia masih berserakan.
ADVERTISEMENT
“Nah itu, sementara kita telusuri dan saya yakin nanti pada saatnya akan terkumpul semua sejarah yang utuh di Indonesia kan sekarang kan masih berserakan,” jelas Nasaruddin usai menghadiri Festival Harmoni Istiqlal, di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Selasa (10/12).
“Sebagian masih ada di Belanda, sebagian masih ada di Prancis, sebagian ada di negara lain,” sambungnya.
Nasaruddin juga membenarkan bahwa peradaban Islam di Indonesia sudah ada sejak kekhalifahan Usman bin Affan. Catatan tersebut termuat dalam sebuah buku karya di Persia dan Iran.
“Iya, banyak. Kami temukan juga satu perpustakaan, satu buku karya di Persia, di Iran, bahwa Islam Masyarakat Indonesia itu (sudah ada) semenjak zaman Usman (bin Affan),” tutur Imam Besar Masjid Istiqlal itu.
ADVERTISEMENT
“(Kekhalifahan) Usman bin Affan itu kan, itu (berarti) perdagangan antara China dengan Arab, (kemudian dengan) Mesir itu sudah lama. Dengan demikian, kalau jalur sutra itu kita telusuri, maka Indonesia itu ada di tengah-tengahnya,” sambungnya.
Nasaruddin mengaku tidak risau jika ada pihak yang mengatakan peradaban Islam di Indonesia masuk pertama kali dari Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Sebab di Fakfak ditemukan juga sebuah prasasti peradaban Islam dan lebih tua dari peninggalan Islam di Aceh.
“Jadi tidak ada masalah. Ada yang mengatakan Islam pertama masuk itu di Fakfak ya. Ada prasasti di situ juga ditemukan, bahkan lebih tua daripada Aceh, tapi selama ini kan kita diperkenalkan oleh sejarah karya-karya Belanda itu, itu (kerajaan) Samudra Pasai di Aceh,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Nasaruddin mengatakan, dengan ditemukannya sejarah baru peradaban Islam tersebut menujukkan bahwa sejak awal Indonesia sudah menjalin hubungan kuat dengan Arab.
“Ternyata ada sejarah lain (yang) membuktikan bahwa sejak awal, bahkan sebelum Nabi Muhammad lahir, hubungan dagang antara kawasan pulau-pulau (Indonesia) ini dengan Arab itu sangat kuat,” pungkasnya.