Fadli Zon: Tak Ada Pembungkaman dan Pemberedelan Pameran Yos Suprapto

20 Desember 2024 22:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon dalam dalam sidang ke-19 the Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paraguay yang hadir secara virtual pada Kamis (5/12). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon dalam dalam sidang ke-19 the Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paraguay yang hadir secara virtual pada Kamis (5/12). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menegaskan tak ada pembungkaman berekspresi ataupun pemberedelan terkait batalnya pameran lukisan tunggal Yos Suprapto di Galeri Nasional, Jakarta. Pameran itu harusnya digelar mulai Kamis (19/12), namun batal.
ADVERTISEMENT
"Gak ada, tidak ada pembungkaman, tidak ada bredel," kata dia ketika ditemui di Museum Nasional, Jakarta Pusat, pada Jumat (20/12).
Fadli Zon menambahkan, bahwa pemerintah tak ikut campur tangan terkait pameran itu. Sepenuhnya, kata dia, berbagai lukisan yang ditampilkan merupakan kuasa dari seorang kurator.
"Itu kurator yang menentukan," ucap dia.
Fadli Zon juga menegaskan pemerintah mendukung kebebasan berekspresi masyarakat melalui kesenian. Namun demikian, kebebasan berekspresi itu tetap perlu dibatasi agar tak berbenturan dengan kebebasan orang lain.
"Kalau anda lagi temanya soal pangan, kok ada nginjek orang gitu misalnya dan misalnya nanti ada penghinaan terhadap atribut budaya tertentu, atau tidak senonoh tadi. Itu kan ada batasnya," ujar Politikus Gerindra itu.
Lukisan Yos Suprapto yang sedianya dipamerkan di Galeri Nasional. Foto: Dok. Istimewa
Yos Suprapto seharusnya membuka pameran lukisan tunggal bertajuk "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan" di Galeri Nasional, Jakarta, pada Kamis (19/12) malam.
ADVERTISEMENT
Namun secara tiba-tiba pihak Galeri Nasional mengunci pintu lokasi pameran. Para pengunjung yang hadir di pembukaan dilarang menyaksikan pameran.
Menurut Yos, sebelum pameran dibuka, kurator yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta lima di antara 30 lukisan, diturunkan. Yos menolak.
Lima lukisan itu bernada kritik sosial. Banyak kalangan menyebut lukisan itu mirip wajah Jokowi. Di antara lukisan itu memperlihatkan seseorang berdandan seperti raja dengan kedua kakinya menginjak beberapa orang sedangkan pasukan bersenjata berseragam cokelat dan hijau ada di belakangnya.