Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fakta-fakta Lansia Dikeroyok hingga Tewas: 5 Orang Tersangka; Diteriaki Maling
26 Januari 2022 7:02 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Setelah kasus ini mencuat, ada kabar yang berembus, kasus ini sebenarnya berlatar belakang sengketa tanah. Sehingga ada orang yang diminta untuk merekayasa kejadian hingga terkesan korban meninggal karena dikeroyok, bukan dibunuh.
Terkait hal itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan, penyidik sudah memeriksa 5 orang tersangka. Sejauh ini, tidak ada satu pun tersangka yang mengenal atau terkait dengan latar belakang korban.
"Berdasarkan pemeriksaan penyidik 5 tersangka tidak memiliki keterkaitan dengan latar belakang korban," ungkap Zulpan kepada wartawan, Selasa (25/1).
Menurut Zulpan, kelima tersangka tersebut hanya ikut aksi pengeroyokan karena terprovokasi. Mereka juga tidak menyadari korbannya adalah seorang lansia.
"Kalau 5 tersangka ini motif mereka karena terprovokasi, terus emosi, tanpa disadari orang yang dihadapi adalah seorang lansia," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Zulpan mengatakan penyelidikan ini tidak terhenti sampai di sini. Dari total 14 orang yang telah diamankan, 5 di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka dan masih akan dilakukan pengembangan.
"Penyidik tidak berhenti sampai di sini. Kita melakukan profiling pengendara roda dua yang membuntuti, kita sudah miliki data-data motornya, ada beberapa yang kita lakukan pengejaran dalam rangka pengembangan kasus," ujarnya.
Polisi Dalami Kejanggalan Pengeroyokan Lansia hingga Tewas di Jaktim
Keluarga Wiyanto Halim (89), lansia yang dikeroyok hingga tewas di Pulogadung, Jakarta Timur, mengatakan ada kejanggalan dalam pengeroyokan yang menewaskan anggota keluarganya.
Pihak keluarga menduga, pengeroyokan ini seperti sudah direncanakan oleh seseorang.
Terkait hal itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan masih akan mendalami dugaan tersebut apabila semua pelaku sudah diamankan.
ADVERTISEMENT
"Kita masih melakukan pencarian pelaku lain yang ada di tkp, yang kita sudah miliki datanya, sehingga nanti ketahuan motif utama kasus ini apabila semua orang yang di TKP kita amankan," jelas Zulpan dalam jumpa pers di Polres Jakarta Timur, Selasa (25/1).
Kini sudah 14 orang yang diamankan polisi, 5 di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Menurut Zulpan, dari hasil pemeriksaan kelima tersangka mengaku mengeroyok akibat terprovokasi.
"Sementara 5 orang ini adalah mereka yang mengakui dan terbukti melakukan kekerasan, dan juga mengakui melakukan itu akibat provokasi," tambahnya.
Motif Pengeroyokan
Polisi mengungkap motif pengeroyokan yang menewaskan lansia Wiyanto Halim (89) di Pulogadung, Jakarta Timur, Minggu (23/1).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan dari pemeriksaan 5 orang yang telah ditetapkan tersangka didapat motifnya adalah terprovokasi dan terpancing emosi.
ADVERTISEMENT
"Kalau 5 tersangka ini motif mereka karena terprovokasi terus emosi," ungkap Zulpan dalam jumpa pers di Polres Jakarta Timur, Selasa (25/1).
Menurut Zulpan, mereka tidak mengetahui bahwa korbannya adalah seorang lansia berusia 89 tahun.
"Tanpa disadari orang yang dihadapi adalah seorang lansia," tambahnya.
Lebih lanjut, Zulpan menjelaskan penyelidikan tidak terhenti pada 5 orang tersangka. Pengembangan masih dilakukan guna mencari pelaku lainnya.
"Tapi penyidik tidak berhenti sampai di sini. Kita melakukan profiling pengendara roda dua yang membuntuti. Kita sudah miliki data-data motornya ada beberapa yang kita lakukan pengejaran dalam rangka pengembangan kasus," kata dia.
Polisi Bicara Peran Mobil Patroli Saat Pengeroyokan Lansia hingga Tewas
Polisi akhirnya memberikan penjelasan soal keikutsertaan anggota Patroli dalam mengejar Wiyanto Halim (89). Wiyanto saat itu dikejar massa berujung pengeroyokan hingga tewas.
ADVERTISEMENT
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan saat itu, anggota mendapat laporan ada massa mengejar sebuah mobil. Tim patroli terdekat langsung menuju ke lokasi.
Setibanya di lokasi, sejumlah sepeda motor sudah mengejar mobil Wiyanto. Polisi coba mendekat dan meminta Wiyanto berhenti tapi tak diindahkan.
Sampai akhirnya, mobil berhenti dan massa langsung menyerbu Wiyanto. Salah seorang warga yang sudah jadi tersangka menarik Wiyanto keluar, disusul pukulan ke sejumlah tubuhnya.
Anggota yang melihat coba kejadian itu coba menghentikan aksi warga. Tapi emosi warga sudah tak terkendali.
"Anggota sudah berupaya berhentikan tapi karena massa lebih banyak situasi emosional tidak terkendali terjadinya tindakan (pengeroyokan)," jelas Zulpan saat konferensi pers di Polres Jakarta Timur, Selasa (25/1).
ADVERTISEMENT
Bahkan, polisi sempat menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang semakin tak terkendali mengeroyok Wiyanto.
"Itu adalah langkah upaya dari pada kepolisian untuk mencoba membubarkan massa. Namun ternyata massa yang berjumlah banyak ini tidak mengindahkan," jelas Zulpan.
Zulpan mengatakan sangat menyayangkan tindakan main hakim sendiri ini. Ini sekaligus membuktikan bahayanya provokasi yang diterima tanpa tahu latar belakang yang benar.
"Itu tadi yang saya sampaikan, karena psikologis kalau massa sudah berkumpul apalagi ada provokasi ini sangat berbahaya. Oleh sebab itu, pelajaran yang penting yang bisa kita petik di sini, adalah bahayanya provokasi," tuturnya.
Korban yang Ditabrak Lansia, yang Tewas Dikeroyok, Akui Teriaki Maling
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan menjelaskan 1 di antara 14 orang tersebut telah mengakui bahwa ia sebagai provokator. Orang ini merupakan korban yang ditabrak oleh WH.
ADVERTISEMENT
"Di antara 14 orang yang diperiksa ada satu yang motornya diserempet dan kemudian dia melakukan provokasi dengan teriakan maling," kata Zulpan kepada wartawan, Senin (24/1).
Teriakan inilah yang memunculkan reaksi dari massa sehingga mengejar WH dari Tebet sampai ke kawasan Industri Pulogadung. Di sanalah pengeroyokan terjadi berujung tewasnya WH.
Zulpan tak merinci identitas provokator itu. Ia hanya menegaskan 14 orang tersebut kini masih diperiksa dan berstatus sebagai saksi.
"Iya masih diperiksa, tapi dia sudah mengakui, dia meneriakkan maling," tegas Zulpan.