Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fakta-fakta soal Warga Dianggap Jarah Bantuan Sembako Untuk Korban Gempa Sulbar
17 Januari 2021 8:16 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sejumlah klarifikasi atas video itu bermunculan. Ada yang membenarkan bahwa apa yang terlihat di video tersebut merupakan penjarahan, dan ada pula yang menyatakan bahwa peristiwa dilakukan oleh warga korban gempa yang juga terdampak dan kelaparan.
Berikut kumparan rangkum beberapa faktanya:
Polisi Akan Melakukan Pengecekan
Dalam potongan video tersebut, terlihat bahwa sejumlah warga mengadang dan memberhentikan secara paksa kendaraan yang mengangkut bahan sembako ke Majene dan Mamuju. Mereka mengambil paksa bantuan berisi sembako dan keperluan sehari-hari dari atas mobil.
Bahkan, terlihat warga menyerang petugas berseragam oranye dengan sebilah parang. Beruntung saja, aksi warga berhasil diredam. Sementara, dalam video tersebut tak nampak ada petugas TNI-Polri yang mengawal pendistribusian bantuan ini.
ADVERTISEMENT
Kabid Humas Polda Sulbar, Kombes Pol Syamsu Ridwan mengatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait beredarnya informasi penjarahan bantuan oleh warga di tengah jalan.
"Perlu penyelidikan dulu terkait kejadian tersebut kapan dan di mana terjadi. Kami belum bisa memastikan," kata Kabid Humas Polda Sulbar, Kombes Pol Syamsu Ridwan saat diwawancarai, Sabtu (16/1).
Kabar Penjarahan Sampai ke BNPB
Kepala Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bambang Surya Putra menyatakan telah menerima kabar terkait dengan kejadian diduga penjarahan itu. Menurut Bambang, saat ini kepolisian sedang menyelidikinya.
"Untuk penjarahan, berdasarkan info yang kami dapatkan, ini memang sempat terjadi," ujar Bambang dalam konferensi pers virtual via Channel YouTube BNPB, Sabtu (16/1).
ADVERTISEMENT
"Namun saat ini tengah dilakukan penyelidikan oleh kepolisian setempat," lanjut Bambang.
Bambang mengatakan atas peristiwa itu, institusinya dan kepolisian memperketat pengamanan distribusi bantuan untuk korban gempa di Sulbar.
Risma Sebut Warga Bukan Penjarah: Mereka Lapar
Menteri Sosial, Tri Rismaharini alias Risma, angkat bicara mengenai viralnya video warga yang mengadang truk atau kendaraan pengangkut sembako untuk korban gempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat.
Risma menegaskan aksi warga tersebut bukan penjarahan. Ia menyebut warga yang berada di video juga korban gempa yang terjadi di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat.
Menurut Risma, mereka sudah kadung kelaparan dan terpaksa mengambil sembako yang hendak didistribusikan.
"Jadi mungkin mereka juga memang kelaparan kondisinya. Jadi sekali lagi bukan penjarahan. Karena kita harus membaca situasi. Karena tidak ada pasar yang buka. Tidak ada toko yang buka karena semua takut sehingga semua mengungsi," ujar Risma.
Warga Mengaku Belum Dapat Bantuan
ADVERTISEMENT
Seorang warga buka suara terkait dengan video viral yang memperlihatkan dugaan aksi penjarahan kendaraan pengangkut sembako bagi korban gempa di Mejene, Sulawesi Barat (Sulbar). Dugaan penjarahan itu terjadi di jalan raya daerah Kecamatan Tapalang-Kasambang.
Warga mengaku melakukan hal tersebut karena kelaparan. Sebab, daerah mereka sama sekali belum mendapatkan bantuan. Hal tersebut diutarakan oleh Rusman Haeba (35), yang ikut membenarkan kejadian dalam video viral tersebut.
"Masyarakat yang ada di wilayah kami juga kelaparan, belum tersentuh bantuan sama sekali. Sehingga pagi tadi, masyarakat ini sepakat meminta bantuan di setiap mobil bantuan yang lewat. Tapi dengan catatan, meminta secara baik-baik menggunakan lambaian tangan," cerita Rusman.
Namun ia mengaku warga sempat bersitegang dengan pria berseragam oranye saat meminta sembako yang lewat. Suasana panas itu terjadi lantaran saat warga mengambil sembako dari kendaraan yang memuat bantuan, pria itu berteriak dengan mengucapkan kata-kata tak pantas. Ia pun menyayangkan hanya potongan video warga tengah bersitegang saja yang beredar luas, bukan isi keseluruhan kejadian.
ADVERTISEMENT
"Anehnya video yang viral adalah video sepotong setelah ada kemarahan dari masyarakat. Kami sangat sesalkan itu," kata Rusman.