Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Fakta Terbaru Wowon ‘Serial Killer’: Punya 6 Istri; Siapkan Nisan untuk Anak
21 Januari 2023 9:54 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Kasus kematian keluarga di Bekasi akibat keracunan berujung pada sebuah fakta yang mengerikan. Keluarga itu rupanya bukan keracunan, melainkan sengaja dibunuh oleh trio serial killer : Wowon Erawan alias Aki (60), Solihin alias Ihin (60), dan M Dede Solehudin alias Dede (34).
ADVERTISEMENT
Wowon merupakan suami kedua dari salah satu korban tewas di Bekasi, Ai Maemunah (40), dan ayah tiri dari dua korban tewas lainnya, M. Ridwan Abdul Muiz (18) dan M. Ruswandi (15). Sebelum menikah dengan Ai, Wowon juga pernah menikah dengan ibu kandung Ai yang saat ini sudah meninggal.
Dalam menjalankan aksinya, Wowon dibantu oleh dua tersangka lainnya. Ketiganya sudah pernah membunuh setidaknya enam orang sebelumnya. Sehingga, total jumlah korban mereka mencapai sembilan orang.
Sembilan korban Wowon Cs. itu adalah:
Korban di Bekasi
1. Ai Maemunah (40), istri siri Wowon
2. Ridwan, anak Ai Maemunah dari Didin, suami pertama
3. Riswandi, anak Ai Maemunah dari Didin, suami pertama
Korban di Cianjur
ADVERTISEMENT
1. Noneng (mertua Wowon)
2. Wiwin (istri pertama Wowon, anak Noneng)
3. Bayu (2)
4. Farida, TKW
5. Halimah, istri siri Wowon, ibu Ai Maemunah.
Korban di Garut
1. Siti, TKW, sempat dibuang ke laut lalu dikubur warga di Garut.
Polisi Cek Ulang Rumah Wowon
Polda Metro Jaya dan Tim Laboratorium Forensik (Labfor) sempat memeriksa ulang rumah Wowon dan Solihin di Desa Gunungsari dan Desa Kertajaya, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (20/1) kemarin. Setelah diperiksa lagi, polisi menemukan ada empat lubang yang digali kedua tersangka.
Dua lubang, yang salah satunya digunakan untuk mengubur balita bernama Bayu, ditemukan di rumah Wowon; satu lubang, tempat mengubur dua korban bernama Wiwin dan Noneng, ditemukan di rumah Solihin; dan satu lubang lainnya, yang digunakan untuk mengubur Farida, ditemukan di rumah kontrakan yang disewa Wowon dan Solihin. Keempatnya ditemukan di bagian belakang rumah.
ADVERTISEMENT
"Kami kembali ke TKP bersama tim kolaborasi interprofesi dalam hal ini dari laboratorium forensik, kedokteran forensik, kemudian hari ini juga dari psikologi forensik kembali akan mengecek ke TKP," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, disaat menjelaskan soal kunjungan mereka ke lokasi.
Identitas Korban yang Dibuang ke Laut
Wowon Cs. sebelumnya mengaku ada satu korban lagi yang mereka bunuh. Korban tersebut sempat dibuang ke laut oleh para pelaku, namun kemudian ditemukan oleh warga dan dimakamkan secara layak di Garut.
"Terkait dengan identitas yang dihanyutkan ke laut ya, itu atas nama Siti juga. Yang untuk Garut, ini juga perlu pendalaman melalui alat bukti pendukung administratif juga," terang Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, kepada wartawan, Jumat (20/1).
ADVERTISEMENT
Polisi kini masih menyelidiki waktu dan tempat pembunuhan terhadap Siti. Selain itu, hubungan antara Siti dengan ketiga pelaku juga akan didalami.
Enam Istri Wowon
Berdasarkan data Disdukcapil, Wowon rupanya sudah menikah enam kali. Keenam istrinya itu tinggal di lokasi yang berbeda-beda.
Ironisnya, tiga dari enam istrinya itu tewas di tangan Wowon. Mereka adalah Wiwin, Halimah, dan Ai Maemunah. Sedangkan tiga istrinya yang lain adalah Ende, Heni, dan Iis.
Meski demikian, polisi saat ini masih mendalami data dari Disdukcapil tersebut. Penyidik juga masih terus mengembangkan data soal sosok pelaku, termasuk dengan mendalami keterangan kepala desa setempat.
Nisan untuk Anak
Wowon entah mengapa sudah menyiapkan nisan kayu untuk anak perempuannya yang masih hidup, Defi (14). Nisan itu disimpan Wowon di dalam rumahnya di Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur.
ADVERTISEMENT
Defi merupakan anak pertama Wowon dengan istri keempatnya bernama Iis. Saat ini Defi dan Iis masih hidup dan tinggal di Cianjur.
Selain nisan, ditemukan juga lubang baru yang masih kosong berukuran 90 x 60 sentimeter dengan kedalaman sekitar 2 meter di salah satu ruangan gudang di dalam rumah Wowon. Lubang itu diduga akan digunakan untuk mengubur korban berikutnya.
Tetangga Pernah Icip Kopi Beracun
Tetangga Solihin alias Dullah, salah satu komplotan Wowon, rupanya ada yang sempat tak sengaja meminum kopi beracun. Warga bernama Ujang Zaenal Mustofa (54) itu menceritakan, awalnya istrinya, Nur, menemukan ada kopi saset yang tercecer di jalan dekat rumah Solihin.
Istri Ujang lalu memungut kopi itu dan membawanya ke rumah. Selepas Maghrib, Ujang yang melihat ada kopi saset di etalase rumah lalu menyeduhnya.
ADVERTISEMENT
Saat dicicip, rasa kopi itu terasa tak biasa. Setelah dua kali tegukan, kopi itu lalu dibuang. Namun lima menit kemudian, Ujang langsung pusing dan tubuhnya gemetar sampai harus dibawa ke rumah sakit.
"Kopinya gampang dibuka kayak yang udah dibuka. Kopinya juga kayak bau. Kan kalau yang biasa mah suka minum, beda rasanya. Dua kali meminum terus dibuang aja," jelas Ujang.
"Selang semenit tiba-tiba pusing terus tangan bergetar. Kaki juga bergetar," lanjut dia.
Ujang dirawat di rumah sakit selama sekitar empat hari. Dokter di rumah sakit tak menyebutkan rinci penyebab Ujang mengalami kejadian itu. Saat pulang lagi ke rumahnya pada Selasa (17/1), Ujang melihat Solihin ditangkap oleh polisi terkait kasus pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Uang Rp 1 Miliar dari Korban
Dalam menjalankan aksinya, Wowon Cs. menggunakan modus penggandaan uang. Mereka membujuk para korban untuk menyerahkan sejumlah uang untuk digandakan. Jika ada korban yang menagih uangnya, mereka akan dibunuh.
Total, menurut catatan polisi, Wowon Cs. sudah mendapatkan sekitar Rp 1 miliar dari hasil kejahatan mereka. Uang itu kemudian ditampung di rekening Dede Solihudin, namun kartu ATM-nya dipegang oleh Wowon.
Uang tersebut bukan datang sekali dalam jumlah besar. Uang di rekening itu masuk secara rutin setiap bulannya sejak April 2019.