Ferdinand Marcos Jr. Akui Terinspirasi Sang Ayah yang Diktator

11 Mei 2022 14:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ferdinand Marcos Jr saat menyampaikan pidato. Foto: Ted ALJIBE / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ferdinand Marcos Jr saat menyampaikan pidato. Foto: Ted ALJIBE / AFP
ADVERTISEMENT
Ferdinand Marcos Jr. alias Bongbong mengunjungi makam ayahnya usai merebut kursi kepresidenan Filipina pada Selasa (11/5/2022).
ADVERTISEMENT
Tim Bongbong mengunggah gambar momen intim itu di media sosial. Dia tampak berdiri di hadapan makam besar dengan kepala sedikit tertunduk.
Bongbong menutupi matanya dengan tangan kanan, seolah sedang menangis. Patung dan potret hitam putih sang diktator terlihat dikelilingi buket berbagai bunga.
Tim Marcos Jr. kemudian merilis pernyataan. Dalam unggahan itu, Bongbong tak hanya mengungkap apresiasi kepada para pemilihnya. Dia juga menyinggung mendiang ayahnya.
Presiden terpilih Filipina, Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr., mengunjungi makam ayahnya, Ferdinand Marcos Sr., di Manila pada Selasa (10/5/2022). Foto: Twitter/@bongbongmarcos
Bongbong mengatakan, sang ayah itu telah menginspirasinya. Dia mengaku mempelajari makna kepemimpinan dari rezim brutal sang ayah.
"Marcos Jr. berterima kasih kepada orang-orang Filipina karena memberinya kemenangan telak dan kepada ayahnya, yang telah menjadi inspirasinya sepanjang hidupnya dan mengajarinya nilai dan arti kepemimpinan sejati," tulis pernyataan tim Bongbong, dikutip dari AFP, Rabu (11/5/2022).
ADVERTISEMENT
Ayah Bongbong ialah Ferdinand Marcos Sr. Dia merupakan diktator yang memerintah selama 20 tahun. Marcos Jr. kerap menggambarkan ayahnya sebagai jenius politik.
Bongbong menyebut rezim Marcos Sr. sebagai era keemasan. Pada kenyataannya, dia membantai ribuan orang dan menjarah miliaran dolar dari kas negara.
Presiden terpilih Filipina, Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr., mengunjungi makam ayahnya, Ferdinand Marcos Sr., di Manila pada Selasa (10/5/2022). Foto: Twitter/@bongbongmarcos
Marcos Jr. menutupi kekejian itu dan menulis ulang sejarah. Menggencarkan kampanye disinformasi di media sosial, anak muda mendorong Bongbong ke tampuk kekuasaan.
Dia memenangkan lebih dari setengah suara dalam pilpres pada Senin (9/5/2022). Bongbong lantas menjadi kandidat pertama yang memenangkan suara mayoritas secara langsung sejak ayahnya digulingkan.
Penggulingan tersebut berlangsung selepas pemberontakan 'People Power' pada 1986. Marcos Sr. lalu terperosok dalam pengasingan dan meninggal pada 1989.
ADVERTISEMENT
Para pengunjuk rasa menggunakan poster di kepala selama demonstrasi untuk memperingati 36 tahun gerakan Kekuatan Rakyat yang menggulingkan mendiang diktator Filipina Ferdinand Marcos di Manila, Jumat (25/2/2022). Foto: Ted ALJIBE / AFP
Mayatnya ditempatkan di ruang bawah tanah selama beberapa dekade. Ruangan itu berada di rumah keluarganya di Ilocos Norte.
Pada 2016, Marcos Sr. dikebumikan di pemakaman pahlawan nasional di Manila. Ketika Bongbong meraih kemenangan, sebagian menyebut sang diktator telah 'bangkit dari kubur.'
Para aktivis khawatir Marcos Jr. akan semakin meruntuhkan hak asasi manusia. Terlebih, Filipina telah mengarungi pemerintahan otoriter Rodrigo Duterte selama enam tahun yang bersimbah darah.