Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Marcos Jr. berterima kasih kepada orang-orang Filipina karena memberinya kemenangan telak dan kepada ayahnya, yang telah menjadi inspirasi sepanjang hidupnya dan mengajarinya nilai dan makna kepemimpinan sejati," bunyi pernyataan tim Marcos Jr, dikutip dari AFP, Rabu (11/5/2022).
Penghitungan awal pemungutan suara nyaris rampung. Pria yang dikenal sebagai Bongbong itu telah memperoleh lebih dari 56 persen suara.
Angka tersebut dua kali lebih banyak dari jumlah dukungan bagi saingan di posisi kedua, Leni Robredo.
"Ini adalah kemenangan bagi semua orang Filipina, dan untuk demokrasi," ungkap juru bicara Bongbong, Vic Rodriguez.
"Kepada mereka yang memilih Bongbong, dan mereka yang tidak, adalah janjinya [Marcos Jr.] untuk menjadi Presiden bagi semua orang Filipina. Untuk mencari titik temu melintasi perbedaan politik, dan bekerja sama untuk menyatukan bangsa," lanjut Rodriguez.
ADVERTISEMENT
Ayah Bongbong, Ferdinand Marcos Sr., merupakan seorang diktator yang berkuasa di negara itu selama 20 tahun. Menduduki kursi kepresidenan, Bongbong memulihkan nama keluarga yang tercoreng berkat propaganda daring.
Pendukungnya menuliskan ulang masa lalu dinasti politik tersebut selama bertahun-tahun menjelang pilpres. Mereka mengaburkan rezim sang diktator yang membantai oposisi dan menghancurkan ekonomi.
Keluarga Marcos jatuh dalam pengasingan usai sang diktator digulingkan pada 1986. Kemenangan Bongbong lantas mengubah nasib mereka.
Berbagai kelompok hak asasi dan analis politik telah menyuarakan kegelisahan. Mereka khawatir Bongbong akan mendorong perubahan konstitusional yang dapat memperkuat kekuasaannya.
Pasangan pilpres Marcos Jr. sendiri adalah Sara Duterte. Dia merupakan putri Presiden Rodrigo Duterte.
Sara juga merengkuh kursi wakil presiden dalam pemilihan terpisah. Dia mencapai kemenangan itu dengan telak pula.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan mereka di kotak suara berarti dua keturunan pemimpin otoriter akan memegang kekuasaan tertinggi selama enam tahun ke depan.