Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Galnas Buka Suara soal Anggapan Pameran Yos Batal karena Lukisan Mirip Jokowi
20 Desember 2024 20:38 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Galeri Nasional Indonesia (Galnas) buka suara terkait lukisan Yos Suprapto yang dianggap beberapa pihak mirip dengan sosok Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
ADVERTISEMENT
Ketua Tim Museum dan Galeri IHA (Indonesian Heritage Agency) Zamrud Setya Nagara memilih untuk tidak merespons panjang mengenai hal tersebut. Sebab bukan ranahnya untuk memberikan pendapat.
“Kami tidak akan berkomentar untuk ke sana, karena kami zonanya ada pada karya seni, tidak akan lari kepada hal seperti itu,” kata Zamrud kepada wartawan, di kantor Galeri Nasional Indonesia, Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/12).
Dia menegaskan, saat ini tugasnya hanya sebagai fasilitator mediasi antara sang kurator—Suwarno Wisetrotomo—dengan Yos Suprapto.
“Jadi kami sebagai fasilitator, sebagai mediator, punya peran yang baik pula di situ, supaya semuanya, publik merasa bersama kami, besar tumbuh membesarkan Galeri Nasional Indonesia,” ujarnya.
Zamrud menegaskan bahwa penundaan bukan berarti pemberedelan. Apalagi pemberangusan ataupun melarang untuk melakukan pameran.
ADVERTISEMENT
Penundaan itu dilakukan, kata Zamrud, untuk memberikan kesempatan kepada kurator dan pelukis menyatukan perspektif. Termasuk memperbarui konsep yang sudah disepakati sejak awal.
“Menunda itu artinya bukan pemberedelan. Bukan pemberangusan atau melarang. Menunda pembukaan dan pelaksanaan pamerannya,” ujar Zamrud.
“Pameran kita perlaksanakan menunda dengan syarat silakan dibenahi dulu komunikasi dengan kurator. Diperbarui karena dari awal sudah konsepnya seperti itu. Kami menempatkan lembaga ini lembaga publik yang juga mengedukasi,” tambah dia.
Keterangan Pelukis Yos Suprapto Terkait Lukisan yang Mirip Jokowi
Pelukis Yos Suprapto seharusnya membuka pameran lukisan tunggal bertajuk “Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan” di Galeri Nasional, Jakarta, pada Kamis, (19/12) malam.
Namun secara tiba-tiba pihak Galeri Nasional mengunci pintu lokasi pameran. Para pengunjung yang hadir di pembukaan dilarang melihat pameran yang telah dipersiapkan sejak setahun terakhir itu.
ADVERTISEMENT
Yos mengatakan, sebelum pameran dibuka, kurator yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta lima, di antara 30 lukisan, diturunkan. Namun dia menolak.
Lima lukisan itu berkaitan dengan sosok yang pernah sangat populer di masyarakat Indonesia. Banyak kalangan menyebut lukisan itu mirip wajah Jokowi.
Yos mengingatkan publik hati-hati dalam menafsirkan karyanya. Termasuk dalam melihat lukisan dari segala perspektif.
“Makanya hati-hati. Jangan melihat segala sesuatu itu hanya dari satu perspektif. Lihatlah bola, belajar melihat bola secara utuh. Itu penting,” kata Yos di Galeri Nasional Indonesia, Jumat (20/12).