Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Gelombang Kekerasan di Haiti Meningkat, Kelompok Bersenjata Serang Rumah Sakit
18 Desember 2024 14:52 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kelompok bersenjata menyerang dan menghancurkan sebagian rumah sakit di ibu kota Haiti, Port-au-Prince. Dikutip dari Reuters, gelombang kekerasan yang meningkat di Haiti mendorong kelompok bantuan Doctors Without Borders menghentikan operasi di Haiti bulan lalu.
ADVERTISEMENT
Direktur rumah sakit yang enggan menyebutkan namanya mengungkapkan, para bandit membakar Rumah Sakit Bernard Mevs pada Senin (16/12) malam, menghancurkan 4 ruang operasi dan semua peralatan operasi.
Untungnya, tidak ada pasien maupun staf yang terluka dalam serangan itu karena mereka telah dievakuasi setelah menerima ancaman dari seorang pemimpin geng setempat.
Badan urusan kemanusiaan PBB pada awal tahun ini memperingatkan bahwa sistem kesehatan di Haiti “hampir runtuh”, dengan kekerasan yang semakin membahayakan dokter dan layanan medis.
Pada Selasa (17/12), pemerintah sementara Haiti mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka “mengutuk keras” serangan terhadap rumah sakit. Pemerintah juga mengatakan sumber daya akan disediakan untuk memungkinkan fasilitas kesehatan melanjutkan operasi sambil menjanjikan menempatkan polisi untuk memastikan keamanannya.
ADVERTISEMENT
Bulan lalu, kelompok bantuan Doctors Without Borders terpaksa menghentikan sementara operasinya di Port-au-Prince setelah terjadi serangan terhadap salah satu ambulansnya hingga ancaman dari polisi. Organisasi itu melanjutkan sebagian operasinya minggu lalu.
Rumah sakit melalui pesan di platform WhatsApp mengkonfirmasi pihaknya mengalami serangan.
Pemerintah Haiti, yang terpecah karena pertikaian politik, tengah berjuang menahan kekuatan geng yang semakin besar di dalam dan sekitar ibu kota. Kelompok bersenjata dituduh melakukan pembunuhan tanpa pandang bulu, pemerkosaan massal, penculikan untuk meminta tebusan, dan memperparah kekurangan pangan.