Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Usaha Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menjual saham perusahaan bir PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) masih tertahan oleh proses politik di DPRD. Beberapa fraksi mengatakan keberatannya untuk menjual 26,25 persen saham Pemprov di DLTA.
ADVERTISEMENT
Namun beberapa fraksi lain mengatakan dukungannya salah satunya adalah Fraksi Gerindra. Wakil Ketua DPRD DKI M Taufik mengatakan keuntungan dari menjual saham DLTA lebih besar daripada keuntungan mendapatkan deviden per tahunnya.
“Kalau mau itung angka, kan Rp 50 miliar setahun. Sekarang saya tarik Rp 1,2 triliun di depan. Saya mestinya untung dong. Kalau mau ngikuti Rp 50 miliar ngikutin ada 24 tahun saya baru dapat Rp 1,2 triliun,” ujar Taufik di Kantor DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jumat (15/3).
“(Masuk pemasukan) Under income, masa duitnya masuk siapa. Baru nanti APBD keluar dalam bentuk program-program,” tambahnya.
Mengenai ketidaksetujuan beberapa fraksi untuk tidak menjual saham PT Delta, ia dan Fraksi Gerindra akan melobi semua fraksi di DPRD. Bagaimanapun, ia melihat tidak ada keuntungan dengan mempertahankan saham perusahaan bir tersebut.
ADVERTISEMENT
Terlebih, Taufik melihat, kepemilikan saham di pabrik bir ini menjadi beban dalam usaha pemprov untuk membuat regulasi untuk mengatur minuman beralkohol. Karena ketika pemprov mau mengatur, tapi di satu sisi pemprov juga memproduksi.
“Jadi ada beban dong. Di satu sisi mau ngatur regulasi minuman beralkohol, tapi di sudut lain Anda pun yang memproduksi. Anda punya kewajiban begono-begini. Udahlah nggak ada argumen, jual aja,” tandasnya.
Sebagai catatan, saat ini Pemprov DKI Jakarta memiliki 26,25 persen kepemilikan atau 210.200.700 lembar saham DLTA. Di tahun 2017, Pemprov DKI Jakarta mendapatkan dividen dari DLTA sebesar Rp 48,57 miliar. Sedangkan di tahun 2016, jumlah dividen yang diterima mencapai Rp 33,63 miliar.