Gorbachev di Mata Dubes Rusia: Ia Tidak Mengambil Jalan Terbaik

7 September 2022 14:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar Rusia untuk RI Lyudmila Vorobieva menggelar sesi press-briefing di Kediaman Duta Besar Rusia di Karet Kuningan, Jakarta Pusat (7/9). Foto: Aliyya Bunga/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar Rusia untuk RI Lyudmila Vorobieva menggelar sesi press-briefing di Kediaman Duta Besar Rusia di Karet Kuningan, Jakarta Pusat (7/9). Foto: Aliyya Bunga/kumparan
ADVERTISEMENT
Tokoh kontroversial yang mengakhiri Perang Dingin Mikhail Gorbachev dinilai telah melakukan kesalahan atas terpecahnya Uni Soviet.
ADVERTISEMENT
Hal itu ia sampaikan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva, pada kesempatan sesi jumpa pers yang digelar di Kediaman Duta Besar Rusia untuk RI, Rabu (7/9).
Menurut pandangan pribadi Vorobieva, Uni Soviet adalah era masyarakat hidup dalam kestabilan sebelum akhirnya terpecah dan menjadi tragedi bagi banyak orang.
"Saya seorang diplomat muda saat Gorbachev masih jadi pemimpin," ungkap Vorobieva.
"Uni Soviet tentu bukanlah masyarakat yang ideal, namun tidak seburuk yang digambarkan oleh Barat. Kami menikmati kehidupan yang stabil, aman, bangga dengan negaranya sendiri, yakin atas masa depannya sendiri, menikmati fasilitas kesehatan gratis, dan memiliki nilai," terang dia.
Mantan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev. Foto: Stephane Bentura/AFP
Sementara itu, Vorobieva menilai bahwa Gorbachev tidak melakukan yang terbaik, terutama dalam menangani tantangan dan krisis yang terjadi usai Uni Soviet runtuh.
ADVERTISEMENT
"Tentu banyak hal yang perlu diubah dari Uni Soviet, contohnya sistem ekonomi. Tapi menurut pandangan pribadi saya, Gorbachev tidak mengambil jalan yang terbaik," tutur dia.
Menurut Vorobieva, hal itu didasari oleh runtuhnya Uni Soviet dan adanya pihak-pihak lain yang memanfaatkan situasi dari tindakan Gorbachev itu. Ia menilai, Gorbachev telah melakukan kesalahan.
"Saya bisa menjamin bahwa terpecahnya Uni Soviet adalah tragedi bagi semua orang di era Uni Soviet dan tahun 1990-an merupakan periode tragis bagi Rusia dan negara-negara pecahan Uni Soviet lainnya," tegass Vorobieva.
"Dalam arti tertentu, apa yang terjadi sekarang di Ukraina juga merupakan apa yang dilakukan Gorbachev, dalam pandangan saya," tutupnya.

Putin Sebut Runtuhnya Uni Soviet sebagai Malapetaka Geopolitik Terbesar di Abad Ke-20

Uni Soviet runtuh di era Gorbachev menjadi Presiden yaitu pada 1991. Banyak warga Rusia, khususnya di generasi di umur 40 tahun ke atas, masih mengenang kejayaan yang dimiliki oleh Uni Soviet sebelum runtuh.
ADVERTISEMENT
Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi salah seorang di antara banyaknya orang Rusia yang menjadikan pencapaian di era Uni Soviet sebagai panutan.
Dalam sebuah pidato kenegaraan yang diselenggarakan di Kremlin pada 2005, Putin menggambarkan runtuhnya Uni Soviet sebagai malapetaka geopolitik terbesar pada abad ke-20.
Penjaga kehormatan berdiri di dekat peti mati Mikhail Gorbachev, pemimpin terakhir Uni Soviet, selama upacara pemakaman di Aula Kolom House of Unions di Moskow, Rusia, Sabtu (3/9/2022). Foto: Sputnik/Ekaterina Shtukina/Pool via Reuters
“Pertama dan terutama perlu diakui bahwa runtuhnya Uni Soviet adalah bencana geopolitik terbesar abad ini,” kata Putin pada Selasa (25/4/2005), seperti dikutip dari NBC News.
“Sedangkan bagi rakyat Rusia, itu menjadi tragedi yang nyata,” cetusnya.
Gorbachev mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa (30/8) lalu di usia 91 tahun akibat sakit parah. Namun, tak seperti pendahulunya Presiden Rusia pertama Boris Yeltsin, Gorbachev tidak diberikan upacara pemakaman kenegaraan. Putin bahkan berhalangan hadir di pemakaman Gorbachev pada Sabtu (3/9).
ADVERTISEMENT