Greta Thunberg dan 6 Ribu Orang Demo Tolak Perluasan Tambang Batu Bara di Jerman

16 Januari 2023 14:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivis iklim Greta Thunberg mengambil bagian dalam protes menentang perluasan tambang lignit terbuka Garzweiler utilitas RWE Jerman ke Luetzerath, di Keyenberg, Jerman, 14 Januari 2023. Foto: Christian Mang/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Aktivis iklim Greta Thunberg mengambil bagian dalam protes menentang perluasan tambang lignit terbuka Garzweiler utilitas RWE Jerman ke Luetzerath, di Keyenberg, Jerman, 14 Januari 2023. Foto: Christian Mang/Reuters
ADVERTISEMENT
Aktivis lingkungan, Greta Thunberg, bersama lebih dari 6.000 pengunjuk rasa lainnya berbaris di tengah guyuran hujan dan kondisi jalan berlumpur di Desa Luetzerath, Jerman, Sabtu (14/1). Mereka berunjuk rasa untuk menolak perluasan tambang batubara di desa tersebut.
ADVERTISEMENT
Pembukaan desa di negara bagian barat Rhine-Westphalia untuk tambang batubara telah disetujui Pemerintah Jerman dan perusahaan raksasa energi RWE. Imbasnya, pemerintah Jerman dan RWE akan meratakan lima desa dalam rencana ini.
"Ini adalah pengkhianatan terhadap generasi saat ini dan masa depan. Jerman adalah salah satu pencemar terbesar di dunia dan harus dimintai pertanggungjawaban," kata Thunberg di podium seperti dikutip dari Asiaone.
Aktivis iklim Greta Thunberg mengambil bagian dalam protes menentang perluasan tambang lignit terbuka Garzweiler utilitas RWE Jerman ke Luetzerath, di Keyenberg, Jerman, 14 Januari 2023. Foto: Christian Mang/Reuters
Saat pengunjuk rasa mendekati Desa Luetzerath, mereka dihadapkan oleh polisi antihuru-hara. Polisi menggunakan berbagai cara termasuk pengerahan kekuatan demi menghentikan demonstran menerobos penghalang dan mendekati zona bahaya di tepi galian tambang.
Para aktivis lingkungan menyebut perluasan tambang batubara di Desa Luetzerath menunjukan gagalnya kebijakan iklim Berlin. Mereka menilai bahwa Jerman seharusnya tidak lagi berfokus pada batubara, melainkan energi terbarukan.
ADVERTISEMENT
Merespons hal tersebut, Menteri-Presiden Rhine-Westphalia Utara, Armin Laschet, mengatakan politik energi di negara tersebut tidak selalu baik. Namun, batubara menjadi komoditas energi yang sangat dibutuhkan saat ini mengingat krisis energi di Eropa.
Sebelumnya, Menteri Ekonomi Robert Habeck mengatakan, perluasan tambang batubara di Desa Luetzerath salah untuk diprotes para pengunjuk rasa.
"Ini adalah tempat terakhir di mana batubara coklat akan ditambang, bukan simbol untuk lebih banyak memperoleh batubara, tetapi untuk batas akhir." kata Habeck.
Penulis: Thalitha Yuristiana.