Gubernur Wahidin Halim: Tulis Gede-gede, Banten Darurat COVID-19

22 Juni 2021 12:43 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Provinsi Banten Wahidin Halim. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Provinsi Banten Wahidin Halim. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Melonjaknya kasus COVID-19 di Provinsi Banten membuat seluruh kabupaten/kota berubah status menjadi zona oranye. Bahkan, bed occupancy rate (BOR) atau keterisian hunian tempat tidur pasien telah mencapai 80 persen.
ADVERTISEMENT
Gubernur Banten, Wahidin Halim mengatakan lonjakan kasus corona di daerahnya akibat dibukanya tempat wisata saat momen libur lebaran 2021.
Selain itu, diakui Wahidin, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan turut membuat lonjakan kasus COVID-19 yang lebih signifikan dalam satu bulan terakhir.
"Makanya wisata gua tutup lu dukung. Kemarin terbuka banget. Orang bebas, terus juga pasar ramai, mal ramai. Yah jadi covid naik lagi," ucapnya kepada awak media, Selasa (22/6).
"Kan sudah dibilang jangan ada wisata dulu, karena pasti ada risiko itu (lonjakan). Mudik enggak boleh, wisata boleh, itu orang pada dempetan di pantai. Kagak nurut sih dibilanginnya," lanjut Wahidin.
Bahkan, Wahidin pun menyampaikan keterisian tempat tidur pasien COVID-19 di Banten sudah mencapai 80 persen. Sementara Kota Tangerang menjadi daerah dengan bed occupancy rate tertinggi di Banten yang mencapai 90 persen.
ADVERTISEMENT
"Tulis gede-gede, Banten juga darurat covid. 80 persen sekarang (rumah sakit) penuh. Bahkan rumah sakit di Kota Tangerang sudah 90 persen lebih, sudah susah cari kamar," ujarnya.
Ia pun menilai, jika pelaksanaan PSBB hingga PPKM yang dilakukan selama ini masih tidak berjalan efektif. Hal itu terbukti dari masih seringnya terjadi kerumunan di sejumlah tempat-tempat publik.
"Yah selama ini enggak efektif, itu buktinya orang bolak-balik, enggak efektif (PSBB dan PPKM). Nggak efektifnya orang keluar masuk, mudik diem-diam. Acara pernikahan, perkawinan juga bebas, ada dangdutan juga. Menurun kesadaran masyarakat," paparnya.
Kendati demikian, Wahidin pun menegaskan, jika pihaknya akan terus berkoordinasi sambil menunggu instruksi dari pemerintah pusat terkait langkah-langkah yang harus dilakukan pihaknya dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Tetapi kita tetap menunggu dan minta petunjuk pusat. Lockdown, PSBB apa PPKM," kata dia.
Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten per tanggal 22 Juni 2021. Tercatat sebanyak 54.216 orang terkonfirmasi positif Covid-19, dengan rincian 2.972 orang masih dirawat dan 49.854 orang dinyatakan sembuh. Sedangkan sebanyak 1.390 orang dinyatakan meninggal dunia.