Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin MZ atau Gus Yasin mengatakan, kepergian Gus Kamil tentunya berdampak pada aktivitas di pesantren. Mengingat lokasinya berada di Kecamatan Sarang.
“Ini kejadiannya adalah zona merah di Sarang, maka diperketat (protokol kesehatan di Ponpes),” kata Yasin usai rapat evaluasi penanganan COVID-19 di kantor Gubernur Jateng, di Semarang, Senin (13/7).
Selain itu, pembatasan di Pesantren Al-Anwar dilakukan karena semasa hidup Gus Kamil sering berkunjung ke sana. Lokasi rumahnya pun dekat dengan pesantren.
“Sekolahan, bagi masyarakat yang bukan (santri) di Ponpes kita imbau tidak masuk sekolah supaya kegiatan hanya orang-orang di Ponpes saja,” kata Yasin.
Lebih lanjut, politikus PPP itu mengatakan, sejak kembali beraktivitas pada awal Juni, hingga saat ini tidak ada santrinya yang terindikasi COVID-19 .
ADVERTISEMENT
“Kalau kita kaitkan dengan kegiatan di pondok pesantren, itu masuk sudah sejak tanggal 2 Juni artinya sudah ada 20 hari lebih. Artinya ada sekitar sebulan, karena Gus Kamil tanggal 2 (Juli) beliau sakit. Artinya sebulan penuh tidak ada gejala di lingkungan pondok pesantren,” jelas Yasin.
Majid Kamil Maimoen Zubair atau yang dikenal Gus Kamil meninggal dunia, Minggu (12/7) akibat terjangkit virus corona. Pria yang menjabat Ketua DPRD Kabupaten Rembang itu meninggal usai dirawat di RSUD dr R Soetrasno.
Gus Yasin mengaku belum mengetahui dari mana Gus Kamil terpapar COVID-19. Namun, ada dugaan dia terpapar saat menjalankan tugas sebagai Ketua DPRD Rembang.
“Indikasinya tersangkut (kasus COVID-19) yang lama. Nggak ada perjalanan luar kota. Beliau kan ketua dewan, forkopimda mungkin ada rapat-rapat. Kita enggak,” ujarnya.
ADVERTISEMENT