Gusdurian: Di Tengah Wabah KKN, Paus Fransiskus Hadir Beri Teladan Kesederhanaan

4 September 2024 17:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Sri Paus Fransiskus menyapa para jemaat yang hadir saat tiba di Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/9/2024).  Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Sri Paus Fransiskus menyapa para jemaat yang hadir saat tiba di Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan momentum untuk mensyukuri perdamaian, keterbukaan, dan toleransi yang ada di Indonesia. Jaringan Gusdurian ikut menyambut hangat Paus Fransiskus yang datang dengan teladan kesederhanannya.
ADVERTISEMENT
Gusdurian merupakan kelompok beranggotakan individu, komunitas, atau lembaga yang memiliki pemikiran sama untuk meneruskan perjuangan Gus Dur.
Direktur Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, mengatakan kunjungan Sri Paus Fransiskus merupakan teladan yang nyata bagi semua. Sri Paus tidak meminta Pemerintah Indonesia memberikan fasilitas supermewah, bahkan hanya naik mobil standar kelas menengah Indonesia pada umumnya. Fasilitas yang diminta, katanya, di bawah standar pejabat madya dan pejabat utama di Indonesia.
Dalam konteks ini, kata Alissa, kehadiran Paus bukan hanya sebuah kunjungan simbolis, tetapi juga sebuah dorongan kuat untuk memperhatikan nilai-nilai fundamental yang seringkali terabaikan dalam praktik demokrasi kita.
Paus Fransiskus menyapa para jemaat saat tiba di Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Foto: Guglielmo Mangiapane/REUTERS
Dengan memberikan teladan dalam kesederhanaan dan komitmennya terhadap keadilan sosial, kehadiran Paus mengingatkan akan pentingnya mengedepankan etika dan moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga semua suara, termasuk kritik terhadap kebijakan pemerintah, dapat didengar dan diperhitungkan.
ADVERTISEMENT
"Kunjungan ini harus menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk tidak hanya fokus pada prosedur demokrasi, tetapi juga memastikan bahwa etika serta nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan tetap menjadi praktik nyata demi kepentingan semua warga negara," ucap putri sulung almarhum Gus Dur ini.
Koordinator Jaringan Gusdurian Indonesia, Alissa Wahid, menyampaikan pernyataan sikap Jaringan Gusdurian Indonesia tentang situasi politik Pemilu 2024. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Momentum mensyukuri perdamaian

Alissa mengatakan kunjungan Paus juga merupakan momentum untuk mensyukuri perdamaian, keterbukaan, dan toleransi yang ada di Indonesia. Rasa syukur yang ada harus menjadi penyemangat kepada seluruh bangsa Indonesia untuk terus bekerja dalam menciptakan ketertiban dunia, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
"Kunjungan Sri Paus Fransiskus juga merupakan momentum yang sangat berharga untuk menegaskan kembali pentingnya kerja kolaboratif antar-iman dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat," katanya.
Waduk Kedung Ombo Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo. Foto: ANTARANEWS
Alissa mencontohnya saat Gus Dur bersama Romo Mangunwijaya bergandengan tangan mengadvokasi korban penggusuran warga di Kedung Ombo untuk dijadikan waduk oleh rezim Soeharto. Menurutnya hal tersebut merupakan contoh kolaborasi antar-iman yang harus diteruskan.
ADVERTISEMENT
"Dialog antar-iman sudah berhasil kita wujudkan di Indonesia, saatnya mewujudkan kerja kolaboratif antar-iman," ucap
Menurutnya, kunjungan ini merupakan momentum yang sangat berharga untuk memberikan panduan kepada semua pihak untuk meletakkan persoalan dasar kehidupan manusia sebagai agenda bersama. Beberapa isu dasar yang dapat menjadi agenda bersama adalah demokrasi, perdamaian, keadilan sosial, kemiskinan, kekerasan terhadap perempuan, kebebasan, dan rusaknya lingkungan hidup akibat keserakahan manusia.
"Komitmen Paus Fransiskus terhadap perdamaian, keberpihakannnya pada kelompok lemah, kesederhanaan, serta pertaubatan ekologisnya adalah teladan yang harus kita junjung bersama," katanya.