Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri milad ke-21 Front Pembela Islam (FPI) di Stadion Rawa Badak, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (24/8). Anies datang sekitar pukul 04.45 WIB.
ADVERTISEMENT
Anies tiba dan melaksanakan salat subuh berjemaah dengan para pengurus dan anggota FPI. Ia berada di barisan depan diapit oleh Ketua Umum FPI Sobri Lubis dan Imam Daerah DPD FPI DKI Jakarta Muhsin Alatas.
Usai melaksanakan salat, Anies menyampaikan sambutan dari atas panggung utama. Dalam kesempatan itu ia menyapa Imam Besar FPI Rizieq Syihab yang berada di Makkah.
“Yang kita hormati dan kita cintai Imam Besar Umat Islam Habib Muhammad Rizieq yang menyaksikan aktivitas milad salat subuh pagi hari ini secara live stream. Semoga selalu diberikan kesehatan, dipanjangkan umurnya, juga Allah selalu memberikan kemudahan di dalam masa-masa perjuangan ini,” ucap Anies membuka sambutannya, Sabtu (24/8).
Anies menyebut usia 21 tahun bagi manusia sudah panjang, tapi bagi organisasi seperti FPI usia tersebut masih pendek.
ADVERTISEMENT
“Artinya masih ada dekade-dekade ke depan di mana FPI memiliki peluang untuk makin memberikan dampak bagi kemajuan umat dan bangsa Indonesia,” kata Anies.
Anies lalu menyampaikan upayanya untuk mewujudkan keadilan bagi warga Jakarta. Ia menyinggung soal pelaksanaan upacara 17 Agustus di lahan reklamasi Pulau D.
“Lahan reklamasi yang dulunya ditutup seakan-akan milik pribadi kita ambilalih dan kita buka untuk seluruh warga Jakarta. Upacara pun diselenggarakan di tempat itu, mengirimkan pesan ini tanah kita, ini air kita. Ini adalah tanah air kita. Itu semua dilakukan untuk menegaskan kepada seluruh bangsa Indonesia bahwa di Jakarta tidak ada lagi jual beli kedaulatan,” kata Anies.
Selain itu Anies juga menyinggung keputusan Mahkamah Agung yang tidak mengizinkannya memberi toleransi ke Pedagang Kaki Lima di Tanah Abang berjualan di pinggir jalan. Ia menyebut hal itu tidak adil. Menurut dia, mereka melanggar aturan karena kebutuhan, sementara ada yang melanggar aturan karena keserakahan dibiarkan.
ADVERTISEMENT
“Melarang yang kecil berjualan di samping gedung pencakar langit yang menyedot air dari ratusan meter sumur adalah sebuah tindakan yang amat tidak adil. Maka itu doakan agar ketemu jalannya dan insyaallah yang kecil pun bisa berkembang di kota ini,” kata Anies .