Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Haedar Nashir di Depan Prabowo: Indonesia Bukan Negara Buat Satu Golongan
4 Desember 2024 11:12 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menekankan Indonesia makmur merupakan salah satu tujuan nasional dalam pembukaan UUD 1945.
ADVERTISEMENT
Haedar menjelaskan, kemakmuran sering dikaitkan dengan keadilan sejalan sila kelima Pancasila yakni 'Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia'.
Oleh sebab itu, Haedar meminta agar kemakmuran harus merata dan tidak boleh ada kesenjangan sosial-ekonomi yang tajam. sebagaimana yang disampaikan Presiden pertama RI Soekarno dalam pidato 1 Juni 1945.
“Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara semua buat semua, satu buat semua, semua buat satu," kata Haedar dalam pidatonya dalam pembukaan Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang, NTT, Rabu (4/12).
Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih hadir dalam acara ini. Haedar mengingatkan kemakmuran Indonesia yang adil-merata sejalan Pasal 33 UUD 1945.
ADVERTISEMENT
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat," ucap Haedar.
Selain itu, Haedar mengutip pernyataan Bung Hatta soal sendi utama bagi politik perekonomian dan politik sosial Republik Indonesia landasannya berasa asas kekeluargaan. Pasal tersebut menurut Hatta, menentang segala bentuk individualisme dan kapitalisme secara fundamental.
"Inilah “politik kemakmuran yang sehat” bagi seluruh rakyat Indonesia, sekaligus pokok dari pelaksanaan kesejahteraan sosial. Sistem ekonomi yang ditanam dalam UUD 1945 itu menurut Bung Hatta ialah ekonomi terpimpin. Dalam sistem ekonomi terpimpin pemerintah harus bertindak, supaya tercapai suatu penghidupan sosial yang lebih baik," ucap Haedar.
Lebih jauh, Haedar mengatakan penghidupan sosial harus berlandaskan keadilan sosial. Dalam masa penjajahan, semuanya sukar dicapai karena semuanya bergantung kepada si penjajah.
ADVERTISEMENT
Namun, setelah merdeka, dengan berdasarkan kedaulatan rakyat, Haedar mengatakan keadilan sosial dapat dilaksanakan dengan langkah yang tegap dan tekad kuat untuk melaksanakannya.
"Peranan pemerintah dan politik kemakmuran sangatlah penting bagi usaha menghadirkan Indonesia berkemakmuran," kata Haedar.
Haedar berharap kepada Prabowo yang kini menjadi Presiden Indonesia terpilih, agar benar-benar mampu menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Karena itu betapa penting “political will” pemerintah dalam mengembalikan asas dan kebijakan politik ekonomi untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Agar perekonomian Indonesia benar-benar diperuntukkan bagi kemakmuran untuk semua," ucap Haedar.
"Kami percaya dengan spirit ekonomi kerakyatan berbasis kekeluargaan, gotong royong, keadilan sosial, dan persatuan Indonesia, maka golongan ekonomi kuat dan mayoritas rakyat kecil di republik ini dapat dipersatukan untuk membangun kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Kuncinya pada para pemimpin bangsa berjiwa negarawan dan pemersatu Indonesia!" tutup Haedar.
ADVERTISEMENT