Haedar Nashir: Prabowo-Gibran Harus Serap Aspirasi AMIN dan Ganjar-Mahfud

23 April 2024 14:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres 02 Prabowo Subianto berdiskusi santai dengan cawapres Gibran Rakabuming Raka, ditemani dua ekor kucing yang sedang sibuk makan, di kediaman Prabowo, di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Jumat (23/2). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Capres 02 Prabowo Subianto berdiskusi santai dengan cawapres Gibran Rakabuming Raka, ditemani dua ekor kucing yang sedang sibuk makan, di kediaman Prabowo, di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Jumat (23/2). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Mahkamah Konstitusi (MK) telah menolak gugatan Pilpres 2024 yang diajukan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud pada Sein (22/4).
ADVERTISEMENT
Artinya, Prabowo-Gibran akan segera ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih oleh KPU.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir meminta kepada presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menyerap aspirasi dari Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.
"Kepada yang memperoleh mandat yakni Pak Prabowo tentu juga harus menyerap aspirasi dari keempat tokoh tadi yang juga menjadi sebuah pertanggungjawaban politik dan konstitusi yang besar dan berat," kata Haedar ditemui di Fisipol UGM, Selasa (23/4).
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat menyampaikan kotbah Idul Fitri 1445 H di Yogyakarta Rabu (10/4/2024). Foto: Dok. Istimewa
Indonesia ke depan harus menata seluruh problem dari berbagai aspek kemudian membangun Indonesia berbasis pada Pancasila supaya Pancasila tidak menjadi sesuatu yang normatif.
"Dan membawa kemajuan setara dengan bangsa lain. Jadi kita tidak boleh merasa berada dalam fase yang sudah maju. Kita ini masih tertinggal dari berbagai aspek yang memerlukan strong leadership tetapi sekaligus juga leadership yang memiliki hikmah kebijaksanaan dan kecerdasan tinggi," katanya.
ADVERTISEMENT
Usai pemilu, seluruh komponen bangsa dalam keragaman orientasi politik kata Haedar harus membangun semangat bersatu dala keragaman.
"Jangan sampai kita larut dalam situasi politik yang kemudian kita terpecah. Tetapi juga sekali lagi seluruh pihak termasuk juga partai politik nanti juga eksekutif, legislatif, yudikatif harus belajar dari kekurangan kelemahan dan problem yang selama ini dihadapi. Bahwa Indonesia memiliki masalah, jangan-jangan kita sendiri ikut menciptakan masalah itu," pungkasnya.