Hamas Tunjuk Yahya Sinwar Jadi Pemimpin Baru usai Wafatnya Ismail Haniyeh

7 Agustus 2024 2:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yahya Sinwar, pemimpin gerakan Islam Hamas Palestina di Jalur Gaza. Foto: Mohammed Abed/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Yahya Sinwar, pemimpin gerakan Islam Hamas Palestina di Jalur Gaza. Foto: Mohammed Abed/AFP
ADVERTISEMENT
Hamas menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru setelah wafatnya Ismail Haniyeh. Sinwar akan menjadi pemimpin baru biro politik Hamas.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, penunjukan Sinwar tersebut dilakukan pada Selasa (6/8).
"Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan terpilihnya pemimpin Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik," demikian pernyataan dari Hamas.
Kabar penunjukan Sinwar sebagai pemimpin Hamas juga dilaporkan oleh Aljazeera.
Keputusan tersebut menyusul pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli 2024.
Siapa Yahya Sinwar?
Yahya Sinwar Foto: AP Photo/Adel Hana
Sinwar lahir pada tahun 1962 di sebuah kamp pengungsi di Khan Younis, Gaza selatan. Dia lahir dengan nama lengkap Yahya Ibrahim Hassan Sinwar.
Dikutip dari Aljazeera, sejak bergabung dengan Hamas, Sinwar beberapa kali ditangkap oleh Israel dan menghabiskan lebih dari 20 tahun di penjara.
Pada 2011, Sinwar dibebaskan oleh Israel dalam pertukaran tahanan Palestina dengan tentara Israel Gilad Shalit yang diculik dalam serangan pada 2006.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2014, Sinwar mendukung pemerintah persatuan Palestina dengan Fatah namun perundingan berulang kali terhenti.
Menurut The Telegraph, Sinwar adalah pemimpin Hamas paling kuat setelah Haniyeh.
Aksi tentara Hamas Palestina saat menggunakan Paralayang. Foto: Dok. Istimewa

Tokoh Kunci Serangan 7 Oktober

Menurut lembaga penelitian European Council on Foreign Relations, Sinwar adalah tokoh kunci yang menghubungkan Hamas dengan sayap bersenjatanya saat ini, Brigade Izzuddin al-Qassam.
Brigade Izzuddin al-Qassam adalah pasukan yang mengambil peran besar dalam serangan ke Israel 7 Oktober 2023. Mereka menerobos dinding perbatasan dan menyusup ke wilayah Israel dengan paralayang.
Serangan bersejarah ke wilayah selatan Israel itu menewaskan lebih dari 1.400 warga setempat maupun asing. Serangan disebut-sebut didalangi oleh dua petinggi Hamas, Sinwar dan Mohammed Deif.
Sebuah foto selebaran tak bertanggal menunjukkan pemimpin kelompok Militan Palestina Hamas, Mohammed Deif, yang telah ditangkap oleh polisi Palestina, menurut laporan televisi Israel pada akhir 14 Mei 2000. Foto: AFP
"Saya percaya bahwa Deif yang melakukan rencana tersebut, namun sebenarnya otak dari serangan ini adalah Yahya Sinwar," kata mantan perwira intelijen di Israeli Defense Forces (IDF), Michael Milshtein, kepada Wall Street Journal.
ADVERTISEMENT
"Dia benar-benar memahami bagaimana warga Israel berperilaku, dan bagaimana mereka berpikir, dan bagaimana mereka akan merespons," tambahnya.
Militer Israel mengeklaim telah membunuh Deif dalam serangan udara di Khan Younis, Gaza Selatan, pada 13 Juli 2024 lalu.
Sinwar adalah buronan nomor satu militer Israel dan pernah dijuluki sebagai 'dead man walking' (orang mati yang masih berjalan) oleh juru bicara IDF, Kolonel Richard Hecht, pada 2023 lalu.