Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Horor di Papua Nugini: Toko dan Warung Milik Warga China Dijarah Warga
11 Januari 2024 13:38 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kerusuhan dan penjarahan toko-toko di Ibu Kota Papua Nugini , Port Moresby, masih berlanjut. Penjarahan itu juga berdampak pada toko dan warung milik China yang ikut diserang oleh amukan warga pada Kamis (11/1).
ADVERTISEMENT
Kerusuhan juga mengakibatkan sejumlah warga negara China luka-luka. Mengetahui hal ini, Kedutaan Besar China di Port Moresby pun melayangkan 'keluhan serius' atas tindakan tersebut melalui sebuah pernyataan di media sosial.
"Kedutaan Besar China di Papua Nugini telah menyampaikan pernyataan serius kepada pihak Papua Nugini atas serangan-serangan terhadap toko-toko China," bunyi pernyataan mereka di WeChat.
"Terjadi pemukulan, perusakan, penjarahan dan pembakaran, dan beberapa fasilitas komersial termasuk banyak toko-toko milik warga Tiongkok dirampok," tambahnya.
Adapun sejak kerusuhan pecah pada Rabu (10/1) kemarin, sebanyak 15 orang sejauh ini telah tewas di dua kota terbesar di Papua Nugini termasuk Port Moresby.
Melihat ancaman keamanan yang semakin meningkat, Beijing pun menyerukan pemerintah Papua Nugini untuk segera mengambil tindakan demi keselamatan warga dan bisnis-bisnis China yang banyak berada di sana.
ADVERTISEMENT
"Kedutaan Besar China di Papua Nugini sekali lagi mengingatkan warga negara dan institusi China di Papua Nugini untuk memperhatikan situasi keamanan setempat, memperkuat tindakan pencegahan keamanan, menahan diri untuk tidak keluar rumah kecuali jika diperlukan, menjauhi keramaian dan memastikan keselamatan pribadi," demikian bunyi pernyataan Kedutaan China.
Kerusuhan menerjang negara berpenduduk 9 juta orang itu akibat amarah dari ASN bidang keamanan dan polisi yang gajinya dipotong oleh pemerintah tanpa diberikan penjelasannya mengapa.
Warga yang semula menggelar unjuk rasa damai berubah menjadi anarkis. Mereka juga dilaporkan mencoba membakar sebuah pos penjagaan di kompleks kantor perdana menteri — tapi gagal. Akhirnya, mereka pun membakar sebuah mobil milik polisi yang terparkir di luar kompleks.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan wartawan AFP di lokasi kejadian, aksi demonstrasi diinisiasikan oleh aparat keamanan itu sendiri. Namun, tidak jelas apakah mereka juga bertanggung jawab atas kekacauan yang terjadi.
Menteri Keamanan Dalam Negeri Papua Nugini, Peter Tsiamalili, pun sempat menjelaskan kepada rakyat bahwa pemotongan gaji tersebut adalah sebuah 'kesalahan yang tidak disengaja', tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
"Saya ingin mengapresiasi Anda semua hari ini. Saya hanya ingin kembali meyakinkan semua polisi dan wanita kita bahwa saya di sini untuk memastikan bahwa kesejahteraan Anda diperhatikan," ujar Tsiamalili seraya berjanji akan memulihkan keadaan segera.