Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Hujan Lebat Berujung Banjir Rusak 19 Situs Warisan Budaya di Seoul
10 Agustus 2022 12:43 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Administrasi Warisan Budaya (CHA) melaporkan kerusakan terhadap 19 situs warisan budaya yang diakui secara nasional di Korea Selatan . Kerusakan timbul akibat hujan deras yang melanda Seoul dan sekitarnya pada Rabu (10/8).
ADVERTISEMENT
Disadur dari The Korea Herald, banjir bandang menerjang gerbang-gerbang di pegunungan hingga runtuh. Pohon-pohon berusia ratusan tahun pun tumbang dan cabang-cabangnya patah.
Gundukan tanah makam dan kerajinan batu turut terbawa hanyut oleh air. Otoritas kemudian terdesak menutup jalur pejalan kaki di situs-situs warisan budaya lantaran terendam.
Salah satunya adalah sebuah pohon ginkgo berusia 400 tahun di Seoul Munmyo. Pohon itu mengalami kerusakan pada cabang yang berdiameter 30 sentimeter.
Seoul Munmyo terletak di dalam kompleks Universitas Seonggyungwan di Distrik Jongno. Kuil Konfusius tertua di Korsel itu didirikan selama zaman Dinasti Joseon pada 1398.
Kuil tersebut sempat terbakar saat invasi Jepang ke Korea pada 1592. Ketika dibangun kembali pada 1602, pohon ginkgo ditanam di Seoul Munmyo.
ADVERTISEMENT
Pohon itu dipelihara dengan baik selama berabad-abad sehingga kerap dijadikan bahan penelitian biologi. Pohon ginkgo tersebut kemudian ditunjuk sebagai Monumen Alam No. 59.
Kerusakan serupa menimpa pohon-pohon di Seolleung dan Jeongneung. Dua pohon pinus dan satu pohon dedalu (willow) tumbang di makam tersebut.
Seolleung dan Jeongneung terletak di Gangnam, Seoul. Pemakaman dari Dinasti Joseon itu menjadi rumah terakhir Raja Seongjong dan istrinya, Ratu Jeonghyeon.
Penguasa ke-9 Joseon itu memerintah pada 1457–1494. Pintu masuk dekat pemakaman sang raja juga terendam air sehingga perlu memerlukan restorasi.
Makam lainnya yang terletak di bagian paling timur adalah Jeongneung, yakni kuburan Raja Jungjong. Raja ke-11 Joseon tersebut berkuasa pada 1487-1544.
Curah hujan terberat dalam puluhan tahun itu turut berdampak pada Makam Penguasa Yeongbinmyo di Namyangju, Provinsi Gyeonggi. Permukaan gundukan makam itu hanyut karena didera hujan deras.
ADVERTISEMENT
Situs tersebut adalah makam selir kerajaan Raja Sukjong ke-19 dari Dinasti Joseon, Yeongbin. Pada batu nisan yang berdiri di depan gundukan itu, sejarah kehidupannya terukir mendetail.
Gerbang Hongsalmun di Olleung, Provinsi Gyeonggi, juga menanggung dampak besar. Parit drainase alami depan gerbang itu runtuh akibat banjir.
Gerbang untuk memasuki tempat suci itu umumnya didirikan untuk menunjukkan situs Konfusianisme. Hongsalmun dapat ditemukan di kuil, makam, dan akademi di Korsel.
CHA mulai meluncurkan upaya restorasi sejak Selasa (9/8). Badan itu juga masih berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengidentifikasi kerusakan pada situs warisan budaya lainnya.
Pemerintah telah mengalokasikan anggaran restorasi darurat sebesar KRW 1,886 miliar (Rp 21 miliar). Pihaknya juga menggencarkan restorasi bagi fasilitas umum. Pemerintah Metropolitan Seoul menyelesaikan restorasi 2.035 dari 3.871 kasus pada Rabu (10/8).
ADVERTISEMENT
Otoritas mencatat satu kasus kerusakan banjir terkait sungai, tujuh pada kereta bawah tanah, dan 25 dari subway. Adapun 145 jalanan, 138 kendaraan, dan 3.450 perumahan yang terendam.
Sebagaimana diberitakan Donga, pemerintah daerah menuntaskan 52 persen dari keseluruhan kasus. Namun, angka kerusakan itu masih dapat berubah karena petugas masih mengumpulkan data.
Seoul menambahkan, pihaknya akan memberikan dukungan darurat khusus kepada distrik-distrik otonom. Anggaran itu akan digunakan untuk pemulihan fasilitas dan penyediaan perumahan sementara.
Bantuan tersebut akan bergantung pada jumlah korban dan kerusakan di masing-masing daerah.
"Pemerintah Metropolitan Seoul akan memberikan hibah darurat sebesar KRW 30 miliar (340 miliar) untuk membantu setiap distrik otonom," ungkap Kepala Pemerintah Metropolitan Seoul, Kim Sang-han, dikutip dari Segye Ilbo, Rabu (10/8).
ADVERTISEMENT