Identifikasi Penumpang Lion Air, dari DNA hingga Tahi Lalat Diperiksa

2 November 2018 15:29 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers operasi DVI Polri dengan beberapa spesialis identifikasi korban Lion Air, Jumat (2/11/2018). (Foto: Paulina Heras/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers operasi DVI Polri dengan beberapa spesialis identifikasi korban Lion Air, Jumat (2/11/2018). (Foto: Paulina Heras/kumparan)
ADVERTISEMENT
Berbagai cara dilakukan ahli forensik untuk mengidentifikasi para penumpang Lion Air JT-610 yang jatuh di Karawang. Tidak hanya DNA, proses identifikasi akan dilakukan dengan melihat ciri khas pada tubuh para korban.
ADVERTISEMENT
Untuk pemeriksaan DNA, Spesialis Forensik Dokkespol, Kombes Pol dr Adang Azhar menuturkan, pihaknya akan memeriksa jaringan dari bagian tubuh yang masih bagus.
"Kita ambilkan bahan atau sampel untuk pemeriksaan DNA. Jadi kita ambilkan jaringannya untuk pemeriksaan DNA. Kita pilihkan jaringan yang masih bagus," kata Adang dalam jumpa pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (2/11).
Selain jaringan tubuh, kata Adang, ciri-ciri khusus dalam tubuh penumpang Lion Air PK-LQP itu juga jadi pertimbangan dalam proses identifikasi. Nantinya ciri itu akan dicocokkan dengan data yang diperoleh dari pihak keluarga.
"Mulai dari ciri-ciri khusus misal tahi lalat, bekas operasi, pernah patah dan lain-lain. Selanjutnya jenis kelaminnya bagaimana, apakah laki-laki atau perempuan juga ditentukan. Kalau lengkap, tinggi badan, panjang berapa," ujar Adang.
ADVERTISEMENT
Identifikasi korban akan dilakukan secara keseluruhan. Apabila terdapat jenazah yang masih terbilang sempurna, akan diidentifikasi dengan menggunakan sidik jari dan bentuk gigi.
"Periksa secara keseluruhan dan kalau kita temukan ada bagian lengan dan masih ada jarinya kita beri tahu bagian Inafis untuk periksa sidik jarinya. Begitu pun bagian kepala kalau masih ada giginya untuk diperiksa lebih detail," tutup Adang.
Lion Air JT-610 itu jatuh di perairan Karawang dalam penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pangkalpinang, Senin (29/10). Diperkirakan seluruh penumpang dan kru berjumlah 189 orang tewas dalam peristiwa itu. Saat ini tengah dilakukan upaya evakuasi para korban dan pencarian puing pesawat.