Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.0
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI ), dr. Daeng M Faqih, menanggapi video viral dari sekelompok dokter yang mengatasnamakan Aliansi Dokter Dunia . Mereka menyatakan sejumlah hal terkait COVID-19 yang dinilai sebagai informasi tak benar.
ADVERTISEMENT
Misalnya, mereka menyebut COVID-19 sebagai flu biasa dan musiman. Lalu, tes PCR dianggap tidak kredibel mengetes virus.
Terkait hal ini, Daeng meminta masyarakat tidak menerima informasi yang sesat pikir dan tak terbukti ilmiah. dr Daeng mengingatkan masyarakat untuk mencari informasi corona seakurat mungkin.
"Harus cerdas dan cermat memilih informasi, informasi yang diambil harus berasal dari sumber yang kredibel, yang berdasarkan data dan dokumen dari penelitian yang sahih," kata Daeng kepada kumparan, Rabu (28/10).
"Kalau ada info yang hanya berupa klaim dan asumsi sebaiknya diabaikan," sambungnya.
Sementara itu, dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan, Erlina Burhan, juga meminta masyarakat mengabaikan berita tersebut. Terlebih, kata Erlina, Aliansi Dokter Dunia bukan organisasi dokter resmi.
ADVERTISEMENT
"Itu tidak benar. Banyak disinformasi. Menyesatkan. Abaikan saja. Mereka tidak mewakili organisasi dokter yang resmi," kata Erlina.
Sebelumnya, rekaman video tujuh dokter yang mengaku tergabung dalam Aliansi Dokter Dunia di Eropa menggemparkan jagat media sosial.
Dalam video 'Doctors in Video Falsely Equate COVID-19 With a ‘Normal Flu Virus' berdurasi 30 menit, mereka menuding virus corona jenis baru, SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, tak lebih dari sekadar flu biasa.
Kelompok ini mengeklaim sebagai kelompok kesehatan nirlaba independen. Mereka juga membuat petisi agar negara-negara segera mengakhiri lockdown. Ketika mengumumkannya ke publik lewat video, seluruh dokter itu tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 14:32 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini