Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
India Kecam Pernyataan Pemimpin Iran soal Perlakuan terhadap Minoritas Muslim
17 September 2024 18:14 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
India mengecam komentar yang dilontarkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, terkait perlakuan terhadap minoritas Muslim di India.
ADVERTISEMENT
Kementerian Luar Negeri India pada Senin (16/9) menyebut pernyataan Khamenei di media sosial X itu tak berdasar dan tak dapat diterima.
"Kami menyarankan negara-negara yang mengomentari situasi minoritas di negara lain untuk melihat catatan mereka sendiri terlebih dahulu," kata pernyataan resmi New Delhi, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Komentar Khamenei menyebutkan bahwa seorang Muslim tidak boleh mengabaikan penderitaan Muslim di Myanmar, Gaza, dan India, yang memicu respons keras dari pemerintah India.
Hubungan India dan Iran, yang selama ini cenderung baik terutama di bidang ekonomi, pun tampak terguncang oleh pernyataan ini.
Kedua negara baru menandatangani kontrak jangka panjang untuk pengembangan pelabuhan Chabahar di Iran, yang menjadi jalur penting bagi ekspor India menuju Iran, Afghanistan, dan Asia Tengah.
Namun, isu perlakuan terhadap minoritas Muslim di India sering menjadi bahan kritikan dari Khamenei. Di bawah pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi, India menghadapi tuduhan pelanggaran hak asasi Muslim, termasuk meningkatnya serangan dan ujaran kebencian terhadap mereka.
ADVERTISEMENT
Kebijakan kontroversial, seperti Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan yang memberikan kewarganegaraan kepada pengungsi non-Muslim dari negara-negara tetangga, semakin memperburuk citra pemerintah Modi terkait minoritas Muslim.
Meski begitu, Iran juga tak luput dari kritik internasional terkait perlakuannya terhadap minoritas, termasuk dalam laporan PBB yang menyoroti diskriminasi terhadap kelompok Kurdi dan Baluch di Iran, terutama sejak protes massal pada 2022.