Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kekalahan ISIS meninggalkan masalah baru. Eks kombatan dan simpatisan ISIS asal Indonesia dikhawatirkan akan kembali ke tanah air dan menyebarkan paham radikal.
ADVERTISEMENT
Saat ini sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) mantan pendukung ISIS yang ditemukan di antara ribuan pengungsi di Suriah, mengaku ingin kembali ke tanah air.
Terkait permintaan tersebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, butuh proses yang cukup panjang untuk WNI eks kombatan ISIS sebelum diterima kembali ke Indonesia.
“WNI yang mereka dari Suriah dan kembali ke Indonesia itu melalui proses sangat panjang,” kata Juru Bicara Arrmanatha Nasir dalam konferensi pers di kantor Kemlu, Jakarta Pusat, Kamis (28/3).
“Pertama adalah dengan melakukan proses verifikasi,” jelas Arrmanatha.
Tujuan dari tahap verifikasi ini adalah untuk memastikan apakah eks kombatan ISIS tersebut benar-benar WNI.
“Tahap selanjutnya adalah tahap untuk melihat situasi mereka atau kondisi mereka terkait psikologinya,” ujar Arrmanatha.
ADVERTISEMENT
Tahap kedua tersebut ditujukan demi memastikan apakah WNI yang bersangkutan terbebas dari pemikiran radikal.
“Itu terus kita kawal sampai nanti ada keputusan bagaimana kita bisa membantu mereka,” sambungnya lagi.
Kekalahan ISIS diawali dengan deklarasi kemenangan dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) setelah berhasil menguasai Baghouz, kota terakhir pertahanan ISIS di Suriah.
SDF yang juga didukung oleh Amerika Serikat dan koalisi negara Arab ini telah mengibarkan bendera kuning di Baghouz sebagai tanda kemenangan mereka. Kota itu berhasil dikuasai setelah pertempuran yang berlangsung selama beberapa bulan.
Syrian Observatory for Human Rights, lembaga pemantau yang berbasis di Inggris menyebutkan ada 630 warga sipil tewas dalam penyerbuan ke Baghouz. Selain itu ada 1,600 milisi ISIS dan 750 milisi SDF yang tewas.
ADVERTISEMENT